Rabu 22 Aug 2018 16:05 WIB

Titik Panas di Kalbar Menurun

Patroli terpadu dilakukan dengan mendirikan 60 posko desa.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Muhammad Hafil
Dua pemadam kebakaran Kapuas Bhakti Pontianak menyemprotkan air ke hutan yang terbakar di belakang perumahan Residence Borneo Khatulistiwa di Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Sabtu (18/8).
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Dua pemadam kebakaran Kapuas Bhakti Pontianak menyemprotkan air ke hutan yang terbakar di belakang perumahan Residence Borneo Khatulistiwa di Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Sabtu (18/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Titik panas (hotspot) di Kalimantan Barat terpantau menurun. Berdasarkan pantauan dari Satelit TERRA/AQUA NASA (confidence level 80 persen) terjadi penurunan jumlah hotspot yang sangat signifikan pada Selasa (21/8) yang hanya terpantau satu titik, jika dibandingkan dengan jumlah hotspot pada beberapa hari lalu seperti pada Rabu (15/8) yang mencapai 255 titik.

Sedangkan pantauan dari satelit NOAA (ASMC) terjadi penurunan jumlah hotspot 28 titik. Jika dibandingkan dengan jumlah hotspot beberapa hari yang lalu seperti pada Rabu (15/8) yang mencapai 212 titik.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Raffles B. Panjaitan mengatakan, Brigade Pengendalian Karhutla KLHK-Manggala Agni terus melakukan berbagai upaya pengendalian karhutla di tingkat tapak.

"Personil Manggala Agni bersama para pihak terus melakukan penanggulangan karhutla hampir disemua Kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat, khususnya di Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Singkawang, Kabupaten Sambas, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Sintang, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Melawi," ujar Raffles, Rabu (22/8).

Untuk membantu pemadaman dari darat, enam helikopter berjenis Heli Bolcow 105 PK-EAH dan Heli Bell 214 B terus melakukan pemadaman melalui udara. Sampai dengan saat ini telah melakukan water bombing dengan menumpahkan air sebanyak 8,2 juta liter dengan 6.420 sortie.

Rapat koordinasi satgas pengendalian karhutla Provinsi Kalimantan Barat pun telah dilakukan awal pekan ini. Rapat yang diikuti oleh KLHK, BPBD Provinsi Kalbar, TNI, Polri dan para pihak lainnya menghasilkan penunjukan Komandan Korem (Danrem) 121/Alambhana Wanawai sebagai Ketua Satgas dan Kepala Biro Ops Polda Kalimantan Barat sebagai wakil ketua Satgas menggantikan Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat dan Kepala BPBD Provinsi Kalimantan Barat.

Selain itu Kepala BPBD Provinsi Kalimantan Barat akan membuat kajian peningkatan status dari siaga darurat menjadi tanggap darurat, dengan mempertimbangkan dampak yang terjadi, ketersediaan anggaran dan jumlah kabupaten/kota yang telah meningkatkan statusnya. Peningkatan status kedaruratan merupakan hal yang penting untuk dilakukan, agar semua pihak bisa bergerak sebagaimana yang di harapkan.

Ia menambabkan, sebagai upaya pencegahan agar karhutla tidak meluas, Manggala Agni, bersama TNI, POLRI, dan masyarakat terus intensifkan patroli terpadu, proses sosialisasi, deteksi dini dan penyadartahuan kepada masyarakat. Di Provinsi Kalimantan Barat, Patroli Terpadu dilakukan dengan mendirikan 60 posko desa yang menjangkau 189 desa rawan karhutla.

Kegiatan patroli terpadu ini dilakukan sebagai pintu masuk petugas untuk bersosialisasi kepada masyarakat. Ia berharap melalui patroli ini bisa mencegah dan memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak membakar hutan atau lahan.

"Selain itu, jika petugas patroli menemukan titik api bisa langsung melakukan pemadaman dini dengan alat yang dibawanya sehingga api tidak meluas," kata Raffles.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement