REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wilayah Laut Timor diguncang dua kali gempa bumi tektonik pada Selasa (28/8) siang. Gempa berkekuatan cukup besar ini sempat dirasakan oleh masyarakat di kota Kupang.
Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa gempabumi yang pertama terjadi pukul 14.08 WIB dengan kekuatan 6,2 skala richter, sedangkan gempa bumi kedua terjadi pukul 14.13 WIB dengan kekuatan 5,8 skala richter.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menjelaskan, episenter gempa bumi pertama terletak pada koordinat 10,89 LS dan 124,09 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 93 km arah selatan Kota Oelamasi, Kabupaten Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur pada kedalaman 10 km. Sedangkan gempa bumi yang kedua berjarak 8 km arah selatan dari gempa pertama.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, kedua gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas tektonik di outer-rise," ujar Rahmat, Selasa (28/8).
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi di wilayah Laut Timor ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar naik (Thrust Fault).
Dampak gempabumi berdasarkan Peta Tingkat Guncangan (Shakemap BMKG) dan laporan dari masyarakat menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di kota Kupang dan kabupaten Kupang dalam skala intensitas II SIG-BMKG (II-III MMI).
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami," jelas Rahmat.
Hingga pukul 14.40 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) sebanyak 3 kali. Kepada masyarakat, BMKG menghimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.