REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bekerja sama dengan 33 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) menggelar KKN Tematik Revolusi Mental. Pada periode 20 Juli hingga 27 Agustus 2018 salah satu PTK di Jawa Timur yaitu Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung menyelenggarakan KKN Tematik Revolusi Mental di Desa Sidomulyo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Tujuan dari KKN Tematik Revolusi Mental ini salah satunya adalah mengubah perilaku masyarakat untuk lebih bersih dan mandiri. Selain itu, melalui KKN tematik ini, mahasiswa juga berperan untuk meningkatkan akses pelayanan publik yang lebih optimal dengan bersinergi bersama perangkat desa. Seluruh kegiatan dalam KKN tematik ini berbasis tiga nilai utama revolusi mental yaitu gotong royong, integritas, dan etos kerja.
Selama kegiatan KKN ini, mahasiswa mendorong masyarakat desa terutama orangtua dan siswa untuk selalu hidup dengan sehat dan secara langsung mewujudkan gerakan Indonesia Bersih. Sebelum para mahasiswa KKN IAIN Tulungagung masuk ke desa, masih banyak siswa yang membeli jajanan di sekolah yang belum tentu terjamin kebersihan dan kesehatannya.
“Namun, semenjak KKN tematik ini diselenggarakan, siswa kami imbau untuk membawa bekal sendiri. Selain sehat, hal Ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan MSG atau junk food," kata Fiqih Ananda Ardi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung menyelenggarakan KKN Tematik Revolusi Mental di Desa Sidomulyo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Selain itu, dengan membawa bekal sendiri, jumlah sampah plastik dapat dikurangi dan hal ini juga merupakan implementasi dari Gerakan Masyarakat Sehat (Germas). Terkait dengan Gerakan Indonesia Mandiri, pengembangan jiwa kewirausahaan menjadi fokus kegiatan yang dilakukan oleh Fiqih dan mahasiswa IAIN Tulungagung lainnya melalui pelatihan pembuatan sagon.
“Kami dampingi setiap perkumpulan warga untuk membuat packaging sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi sagon serta nanti di akhir kami akan mendampingi usaha yang dilakukan warga untuk memasarkannya,” ucap Fiqih.
Tidak hanya itu, para Mahasiswa KKN IAIN Tulungagung bersama dengan perangkat Desa Sidomulyo membantu berbagai kegiatan yang terkait dengan administrasi kependudukan. “Kami juga membantu berbagai layanan administrasi kependudukan seperti pencatatan database penerima bantuan sosial, BPJS, hingga perekaman e-KTP sehingga masyarakat lebih mudah mendapatkan pelayanan dasar kependudukan dan hal ini juga merupakan implementasi dari Gerakan Indonesia Melayani,” kata Fiqih.
Dalam kegiatan di Desa Sidomulyo, mahasiswa IAIN Tulungagung juga mendorong semangat belajar pada anak-anak. Bekerjasama dengan perpustakaan keliling, Fiqih dan kawan-kawannya mengadakan kegiatan membaca yang dilakukan di balai Desa Sidomulyo.
Tidak lupa, Fiqih dan kawan-kawan mahasiswa IAIN Tulungagung mengimplementasikan tiga nilai revolusi mental dalam kegiatan KKN ini. Dalam setiap kegiatan seperti bakti sosial di Desa Sidomulyo sinergi antara mahasiswa, warga dan perangkat desa merupakan hal yang selalu ditekankan.
“Ini merupakan implementasi dari nilai gotong royong” ungkap Fiqih.
Selain itu, untuk menanamkan nilai integritas, maka sinergi dengan masyarakat dan karang taruna selalu dilakukan. “Melalui pelayanan publik yang transparan serta kegiatan jemput bola kepada masyarakat, maka nilai integritas yang erat kaitannya dengan transparansi dan kemudahan dapat terwujud. Selain itu, kepercayaan terhadap perangkat desa dapat terus ditingkatkan” jelasnya.
Selain itu, terkait dengan etos kerja, Fiqih menjelaskan bahwa sinergi antara masyarakat dan perangkat desa dalam berbagai kegiatan harus tetap dijaga. “Kami juga menghimbau agar nilai revolusi mental yang ketiga yaitu etos kerja harus dimiliki oleh masyarakat Desa Sidomulyo sehingga nanti dapat tumbuh dan maju di masa depan” paparnya.
Perubahan di masyarakat sudah dapat terlihat sejak hadirnya mahasiswa KKN IAIN Tulungagung. Setidaknya hal ini terlihat dari sisi kemandirian dan keinginan warga Desa Sidomulyo untuk hidup dengan sehat. “Sejak kami hadir di Desa Sidomulyo, Alhamdulillah warga desa memiliki keinginan untuk berjaya di desanya sendiri dan orangtua siswa khususnya sudah mulai membawakan anak-anaknya bekal untuk dikonsumsi di sekolah," kata Fiqih.