REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menilai, kebersamaan erat antara Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto dalam pertandingan final pencak silat, Rabu (29/8) kemarin, mampu meredakan situasi politik Indonesia saat ini. Karenanya, Ace mengapresiasi Jokowi maupun Prabowo sebagai tokoh bangsa yang mampu menghilangkan sekat-sekat atau perbedaan politik demi persatuan dan kesatuan bangsa.
"Setidaknya ini dapat meredakan situasi politik yang menurut saya memang tidak bisa kita tutup mata, pascakemarin, ada pengadangan atau persekusi yang saya juga nggaklah, yang membuat situasi menjadi agak memanas," ujar Ace di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/8).
Ace tak menampik polarisasi masyarakat akibat perbedaan politik selama empat tahun terakhir terasa sangat kuat, apalagi sejak Pilpres 2014 lalu. Hal itu ditambah dengan Pilkada 2017 kemarin, yang semakin memperparah perbedaan politik di masyarakat.
"Ada upaya untuk mengapitalisasi sentimen-sentimen yang seharusnya tidak diangkat menjadi sentimen publik, persoalan agama, persoalan suku, isu-isu yang seharusnya tidak diangkat, tetapi kemudian diangkat, itu menambah polarisasi yang kuat dan menjelang Pilpres 2019," ujar Ace.
Baca Juga: Momen Jokowi-Prabowo Berpelukan di Venue Pencak Silat
Karena itu, ia berharap kebersamaan Jokowi dan Prabowo bisa dimaknai tim sukses, pendukung, ataupun para relawan dua kubu tersebut agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan dalam pilpres. Menurut Ace, perbedaan politik adalah sesuatu yang wajar.
Baik Jokowi maupun Prabowo, kata Ace, keduanya calon presiden yang maju demi kepentingan bangsa. "Hanya memang ini kan soal posisinya saja yang berbeda, kami di Koalisi Indonesia kerja mendukung Pak Jokowi. Saya kira juga Pak Prabowo dengan Bung Sandiaga Uno maju sebagai capres dan cawapres tujuannya sesungguhnya adalah sama, cuma kan bagaimana caranya kita bisa mencapai ke arah sana, bisa berbeda," ujar Ace.
Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia Prabowo Subianto dan pesilat Indonesia Hanifan Yudani Kusumah berpelukan seusai pertandingan cabang olahraga silat Asian Games 2018 di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, Rabu (29/8).
Ia menilai, masyarakat tak perlu menggunakan cara-cara yang tidak benar dalam Pilpres 2019. "Di pilpres saya kira nanti rakyat akan diminta untuk memilih mana di antara dua calon tersebut yang terbaik tanpa harus berebutan memasuki pintu tersebut," katanya.
Baca Juga: Berpelukan dengan Jokowi, Prabowo: Kita Satu Keluarga
Atlet pencak silat Hanifan Yudani Kusuma membuat Prabowo dan Jokowi berpelukan. Momen tersebut terjadi ketika Hanifan, peraih emas pada partai final nomor kelas C putra, memeluk satu per satu tokoh yang hadir, mulai dari Ketua Kontingen (Cdm) Indonesia Asian Games 2018 Syafruddin, Megawati Soekarnoputri, Jusuf Kalla, Joko Widodo, dan Prabowo, Rabu (29/8).
Setelah memeluk Jokowi dan Prabowo, kemudian Hanifan memeluk keduanya. Tangan kanan Jokowi merangkul pundak Hanifan dan tangan kirinya merangkul punggung Prabowo. Sementara, tangan kiri Prabowo merangkul pundak Hanifan dan tangan kanan Prabowo memeluk punggung Joko Widodo. Hanifan sendiri merangkul pundak Joko Widodo dan juga Prabowo sembari membawa bendera Merah Putih.
Cabang olahraga pencak silat pada ajang Asian Games 2018 tidak hanya menyumbangkan medali emas terbanyak dalam ajang bergengsi tersebut. Pencak silat juga mampu mempertemukan elite politik, Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Mengingat keduanya akan bersaing untuk mendapatkan posisi RI-1 pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Prabowo yang juga sebagai ketua Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) mengucapkan terima kasih kepada Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang telah hadir. "Bayangkan semua hadir di sini di saat-saat kritis, ini membangkitkan semangat masyarakat pencak silat, kita bangga bisa berperan, bisa berbuat yang terbaik untuk negara dan bangsa. Kalau sudah untuk negara dan bangsa, kita bersatu, tidak ada perbedaan," ujar Prabowo menegaskan di Padepokan Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Rabu (29/8).
Ada momen menarik, yaitu salah satu atlet pencak silat Hanifan Yudani Kusuma membuat Prabowo dan Joko Widodo berpelukan. Momen langka itu terjadi ketika Hanifan, peraih emas pada partai final nomor kelas C putra, memeluk satu per satu tokoh yang hadir, mulai dari Ketua Kontingen (Cdm) Indonesia Asian Games 2018 Syafruddin, Megawati Soekarnoputri, Jusuf Kalla, Joko Widodo, dan Prabowo.
Setelah memeluk Joko Widodo dan Prabowo, kemudian Hanifan memeluk keduanya. Tangan kanan Joko Widodo merangkul pundak Hanifan dan tangan kirinya merangkul punggung Prabowo. Sementara, tangan kiri Prabowo merangkul pundak Hanifan dan tangan kanannya Prabowo memeluk punggung Joko Widodo. Hanifan sendiri merangkul pundak Joko Widodo dan juga Prabowo sembari membawa bendera Merah Putih.
"Rasanya (berpelukan) gembira, dan kita satu keluarga, kata beliau (Joko Widodo--Red) kalau menang itu baunya harum. Terima kasih semuanya," kata Prabowo menutup.