Sabtu 01 Sep 2018 19:46 WIB

Dompet Dhuafa Bangun Hunian Sementara di Lombok

Masyarakat secepatnya dapat berkumpul dalam satu keluarga yang utuh di Huntara.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Huntara (hunian sementara) yang dibangun untuk korban gempa Lombok, karya rancang bangun Dompet Dhuafa (DD).
Foto: Dok. Dompet Dhuafa
Huntara (hunian sementara) yang dibangun untuk korban gempa Lombok, karya rancang bangun Dompet Dhuafa (DD).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa membangun hunian sementara (Huntara) untuk ribuan pengungsi yang saat ini masih menempati pos pengungsian di wilayah Pulau Lombok. Huntara yang dibangun Dompet Dhuafa sudah melalui tahap uji coba untuk tingkat kenyamanan.

“Dompet Dhuafa memiliki desain konstruksi untuk rumah ramah gempa, desain ini disiapkan untuk fase transisi respons ke recovery sambil menunggu rekonstruksi dari pemerintah," kata Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi, Imam Rulyawan melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Sabtu (1/9).

Dompet Dhuafa berharap, masyarakat secepatnya dapat berkumpul dalam satu keluarga yang utuh di Huntara. Sehingga mereka bisa menata kehidupan mereka ke depan. Dalam masa transisi ini, masyarakat bisa menunggu masa pemulihan kondisi di Huntara yang dibangun Dompet Dhuafa. Sambil menunggu bantuan pemerintah sampai ke mereka.

Warga di Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara yang mendapatkan Huntara dari Dompet Dhuafa sangat bersyukur. Menurut warga, Desa Genggelang jarang mendapat perhatian karena jaraknya yang jauh dari Kota Mataram.

"Desa ini jarang mendapat perhatian apalagi jaraknya juga jauh, dari Kota Mataram jaraknya 50 kilometer dengan waktu perjalanan 2,5 jam yang menanjak perbukitan," kata Harimuni, warga Desa Genggelang yang mendapat Huntara.

Dia menyampaikan, sudah dua malam tinggal Huntara. Rasanya enak, nyaman dan tidak seperti berada di tenda. "Serta tidak terasa seperti tinggal di kandang kambing yang kami tempati sebelumnya," ujarnya. 

Sebelumnya ada warga tinggal di kandang kambing yang bau. Kandang kambing tersebut berukuran tiga kali tiga meter, berisi tiga keluarga. Di tempat pengungsian juga sangat terbatas fasilitasnya. Seperti fasilitas listrik, air dan sanitasi sangat terbatas

Dompet Dhuafa menyampaikan, berdasarkan data sampai Jumat (31/8), tercatat 560 orang meninggal dunia akibat gempa bumi. Sebanyak 1.469 orang luka-luka. Jumlah pengungsi mencapai 396.302 orang tersebar di ribuan titik. Sebanyak 83.392 rumah rusak berat dan sebanyak 3.540 fasilitas umum serta sosial rusak.

Dompet Dhuafa telah menurunkan tim rescue dari Disaster Management Center (DMC), Psychological First Aid, dapur umum, dapur keliling, tenaga medis seperti dokter spesialis bedah dan spesialis penyakit dalam. Juga menurunkan dokter umum, perawat, bidan serta aktivis kemanusiaan lainnya. 

Dompet Dhuafa juga menggelar Aksi Layanan Sehat (ALS), mendirikan pos pengungsian, MCK sementara, masjid sementara, sekolah darurat dan sekolah ceria. Juga memberikan layanan dakwah, pengadaan pipanisasi untuk 1.300 pengungsi korban gempa dan distribusi tandon air serta motor kilat yang berkeliling melayani kebutuhan kesehatan ke beberapa wilayah terpencil.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement