Senin 03 Sep 2018 08:14 WIB

400 Tahanan Kabur dari Penjara Tripoli

Kerusuhan sengit menghantam wilayah ibu kota Tripoli.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Penjara (ilustrasi)
Foto: pixabay
Penjara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Sekitar 400 tahanan kabur dari penjara di ibu kota Libya, Tripoli pada Ahad (2/9) waktu setempat. Mereka kabur saat kelompok bersenjata di wilayah Tripoli rusuh di dekat penjara. Sebelumnya, PBB telah menyerukan kelompok yang berkonflik untuk menggelar pertemuan.

"Para narapidana mendobrak pintu penjara Ain Zara dan penjaga tidak bisa menghentikan mereka," ujar otoritas setempat seperti dikutip Reuters, Senin (3/9). Otoritas yang meminta tak disebutkan namanya itu tak bisa memberikan keterangan lebih mendalam.

Penjara Ain Zara terletak di Tripoli Selatan. Dalam sepekan terakhir, wilayah itu dihantam kerusuhan sengit antara kelompok-kelompok yang bertikai.

Terpisah, sebuah rudal menghantam pengungsian Al-Fallah yang merupakan tempat berlindung bagi warga Tawergha. Aktivis Emad Ergeha mengatakan dua orang dilaporkan terbunuh dan tujuh orang terluka termasuk dua anak.

Warga Tawergha terpaksa meninggalkan permukiman mereka di dekat kota barat Misrata dalam pertempuran yang didukung NATO, dan menjatuhkan Muammar Qadafi pada 2011. Setelahnya, mereka tetap dicegah kembali ke permukiman.

Sebuah roket juga menghantam hotel Waddan di pusat Tripoli dekat kedubes Italia pada Sabtu. Staf mengatakan tiga orang terluka. Selain itu, perusahaan minyak negara NOC mengonfirmasi salah satu depot dieselnya yang digunakan untuk pembangkit listrik, dihantam roket pada Sabtu.

Bentrokan sengit terjadi mulai pekan lalu antara Sevent Brigade atau Kaniyat, dari Tarhouna, sebuah kota yang terletak 65 km di tenggara Tripoli, melawan Brigade Revolusi Tripoli (TRB) dan Nawasi, dua kelompok bersenjata terbesar di ibu kota.

Pemerintah yang didukung oleh PBB Tripoli mengumumkan keadaan darurat di ibu kota. Meskipun ada pemerintahan resmi yang didukung kelompok bersenjata, tetapi mereka tidak mengendalikan ibu kota. Ibu kota dioperasikan dengan otonomi yang lebih sering dikontrol oleh uang dan kekuasaan. Misi PBB di Libya telah menyerukan kelompok-kelompok yang berkonflik bertemu pada Selasa siang. Mereka diminta untuk berunding terkait situasi keamanan terkini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement