REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Kehadiran Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi sarana bagi Kepala Desa Guntur Macan, Murni, untuk menyampaikan keluh kesahnya tentang kondisi warganya yang hingga kini tinggal di pengungsian. Guntur Macan yang berada di Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat (Lobar), menjadi salah satu wilayah dengan dampak yang parah akibat gempa.
Murni mengatakan, total kerusakan rumah warga akibat gempa mencapai 99 persen. Dari tujuh dusun yang ada di Desa Guntur Macan, hanya tersisa empat rumah yang dinyatakan layak ditempati. Akibatnya, warganya yang sebanyak 2.816 jiwa dari 925 kepala keluarga (KK) kini tersebar di 14 titik pengungsian yang ada di Guntur Macan.
Murni menambahkan, kerusakan rumah sendiri terjadi secara bertahap. Saat gempa pada Ahad (5/8), hanya ada dua rumah warga yang mengalami rusak berat. Jumlah ini membengkak saat terjadi gempa susulan pada Ahad (19/8) di mana 85 persen rumah warga rusak. Gempa susulan berikutnya juga menambah total kerusakan hingga mencapai 99 persen.
"Memang begini keadaan warga kami. Pascagempa semuanya mengungsi, jadi warga kami banyak keluhan Pak," ujarnya di Guntur Macan, Lobar, NTB, Rabu (5/9).
Salah satu yang paling dikeluhkan ialah adanya bantuan kepada warga untuk membuat hunian sementara (huntara). Murni berharap, Prabowo bisa memberikan bantuan terkait huntara.
"Yang paling kami harapkan, kami ingin rumah tempat kami pulang, bagaimana bisa secepatnya kami pulang, sambil menunggu uang yang katanya mau dikasih Rp 50 juta dari pemerintah," katanya.
Keberadaan huntara, dia katakan, sangat penting bagi warganya mengingat tak lama lagi akan memasuki musim penghujan. Dia mengkhawatirkan kondisi kesehatan yang mulai terkena penyakit, seperti diare hingga gatal-gatal.
"Untuk masalah sembako, mudah-mudahan juga ada (bantuan) untuk seterusnya," ucap Murni.
Murni menyebutkan, meski dalam keterbatasan, warga terdampak gempa di Guntur Macan tetap antusias menyambut kedatangan Prabowo. Bahkan, dia juga mendoakan agar Prabowo bisa menjadi presiden pada Pilpres 2019, meski terkesan agak malu mengungkapkannya. "Insya Allah 2019, insya Allah kita akan sambut dengan...," katanya tanpa meneruskan kalimat tersebut.