REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) menyiapkan Rp 2 triliun. Dana ini dialokasikan untuk beasiswa dosen Indonesia.
''Para dosen tersebut bisa melanjutkan ke jenjang S3 dalam dan luar negeri,'' ujar Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendiknas, Joko Santoso, Selasa malam (31/8) usai menandatangani nota kesepahaman dengan Korean International Cooperation Agency (Koica) tentang kerjasama penanganan limbah industry pengolahan kelapa sawit dan produksi bio energy dan bio fertilizer di Kemendiknas.
Mulai tahun depan, Kemendiknas berharap dengan uang triliunan itu akan ada 5.000 dosen yang menempuh pendidikan S3 dengan beasiswa di dalam dan luar negeri.
Saat ini sebanyak 4.000 dosen disekolahkan. Dengan rincian 2.500 belajar di perguruan tinggi dalam negeri dan 1.500 dosen menempuh pendidikan di luar negeri. ''Kami akan meningkatkan beasiswa dosen ke luar negeri pada tahun depan,'' jelas Joko.
Selain pemberian beasiswa S3 bagi para dosen, kata Joko, Kemendiknas akan memberikan dana untuk membuat penelitian senilai Rp 400 miliar lebih. Mantan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menambahkan, walaupun jumlah penerima beasiswa ke luar negeri sedang digenjot namun ada kendala bahasa. ''Banyak calon yang tidak menguasai bahasa Inggris. Syaratnya harus bisa bahasa Inggris. Kalau itu tidak bisa bagaimana mau dites kualifikasi akademik,'' cetusnya.
Negara penempatan dipilih yang sudah lebih maju daripada Indonesia, seperti Australia dan Singapura. Kemendiknas juga sudah menjalin kerjasama dengan lembaga dan perguruan tinggi di negara-negara itu. 'Sehingga para calon penerima beasiswa tinggal datang saja ke Kemendiknas jika sudah ada lampu hijau dari universitas yang dipilih,'' tegas Joko.