Rabu 25 Jan 2012 13:51 WIB

SDN 01 Kembangan Disegel

Rep: Gita Amanda / Red: Djibril Muhammad
ilustrasi
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Murid-murid SDN 01 Kembangan Utara terpaksa tak bisa upacara dan olah raga akibat halaman sekolah mereka dipenuhi pagar seng. Halaman mereka disegel pihak ahli waris yang menuntut pembayaran tanah mereka.

Sudah dua hari ini kegiatan belajar dan bermain siswa SDN 01 Kembangan Utara terganggu. Hal ini karena halaman sekolah mereka dipenuhi pagar seng. Kepala Sekolah SDN 01 Irpani menuturkan, pemasangan segel tersebut dilakukan pihak ahli waris pemilik tanah.

Ahli waris tanah menuntut sisa kelebihan lahan seluas 444 meter persegi dari 1.500 meter persegi lahan untuk sekolah tersebut. Pagar seng di halaman sekolah tersebut kontan membuat para siswa tidak dapat melakukan kegiatan olah raga dan bermain, yang biasa dilakukan di sana.

"Anak-anak nggak bisa main dan olah raga halamannya penuh seng begitu," ujar Irpani saat ditemui Republika, Rabu (25/1).

Pemagaran halaman sekolah ini bukan baru kali ini dilakukan. Beberapa waktu lalu pihak ahli waris sempat melakukannya. Tapi kemudian dibongkar karena dijanjikan akan mendapat bayaran. Namun, janji tersebut tinggal janji. Maka mulai Selasa kemarin pihak ahli waris memasang kembali pagar seng.

Irpani menuturkan, kejadian bermula pada sekitar tahun 1974. Kala itu Baus bin Amar mewakafkan tanah seluas 1500 meter persegi untuk dijadikan sekolah, dari 1944 meter persegi tanah miliknya. Namun, setelah keluar surat-surat mengenai hal tersebut, tercatat tanah yang diwakafkan seluas 1944 meter persegi. Kelebihan 444 meter persegi ini yang dipermasalahkan ahli waris sejak tahun 2005.

"Mungkin karena masalahnya nggak beres-beres dari tahun 2005 makanya ada pemagaran begitu," ujar Irpani.

Irpani juga mengatakan ia telah mendapat surat tembusan dari ahli waris perihal pemasangan pagar tersebut. Siang ini beberapa petugas dari kelurahan dan kecamatan juga sudah datang melihat kondisi sekolah.

Irpani berharap permasalahan yang terjadi antara pihak ahli waris dan pemerintan khususnya dinas pendidikan bisa segera menemui titik terang. Sehingga kegiatan belajar mengajar di sekolahnya bisa berjalan normal kembali.

Linda salah satu siswa kelas 1 menuturkan, ia dan teman-temannya tak lagi dapat bermain seperti biasa. Pagar seng yang terpasang di halaman sekolah tersebut membuat ia dan murid-murid lain kesulitan beraktivitas.

Belum lagi saat pelajaran olah raga tiba. Lapangan yang biasa digunakan sebagai arena olah raga itu kini tertutup pagar. "Jadi nggak bisa main sama olah raga deh, banyak pagar," tutur Linda.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement