REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Perpustakaan merupakan 'otak' bagi sebuah institusi pendidikan, karena keberadaannya sangat penting bagi sivitas akademika, kata Wakil Rektor III Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Bachnas.
"Perpustakaan juga dapat dimaknai sebagai gudang ilmu pengetahuan yang cukup penting, yakni sebagai salah satu rujukan sivitas akademika dalam mencari literatur di bidang keilmuannya masing-masing," katanya di Yogyakarta, Selasa (10/4).
Menurut dia terkait dengan peran perpustakaan dalam mendukung pengembangan ilmu sivitas akademika, keberadaan perpustakaan juga tidak dapat lepas dari peran dan keaktifan para pustakawan yang ada.
Oleh karena itu, kata dia, seorang pustakawan dituntut tidak boleh hanya sekadar menjadi penjaga buku, tetapi juga harus memiliki rasa kepedulian terhadap keberadaan buku yang menjadi koleksi perpustakaan.
Ia mengatakan dari rasa kepedulian dan kecintaan terhadap pekerjaan yang digelutinya itu diharapkan akan melahirkan para peneliti.
"Seorang peneliti selalu resah dengan apa yang ada di sekitarnya, di mana orang lain menggangapnya sebagai hal sepele, yang kemudian meresponsnya dengan menciptakan ide dan gagasan baru," katanya.
Menurut dia, seorang peneliti juga dituntut untuk selalu teliti dan tidak boleh ceroboh dalam menginventarisasi data serta harus dapat menjaga kejujuran.
"Peneliti tidak boleh hanya berpatokan pada hal yang bersifat subjektif, tetapi juga harus dapat mengkaji pemikiran subjektif yang dimunculkan," kata Bachnas.
Direktur Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia (UII) Farham HM Saleh mengatakan dalam pengelolaan perpustakaan ke depan perlu dipersiapkan sumber daya manusia yang andal ditunjang sistem teknologi informasi yang mumpuni.
"Selain itu, perpustakaan UII ke depan juga diharapkan dapat bersinergi dengan perpustakaan dari institusi lain," katanya.