Senin 21 May 2012 20:54 WIB

Siswa tak Mampu Diminta Jangan Ragu Daftar RSBI

Aktivitas murid Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)
Foto: Republika/Imam Budi Utomo
Aktivitas murid Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Siswa dari kalangan masyarakat miskin di Kota Semarang diminta untuk tidak ragu mendaftar di sekolah menengah atas rintisan sekolah bertaraf internasional.

Kepala SMA Negeri 1 Semarang Bambang Nianto Mulyo di Semarang, Senin, mengatakan, pihaknya menjamin penyediaan kuota 20 persen dari total daya tampung untuk siswa miskin dalam penerimaan peserta didik (PPD) 2012.

"Sebenarnya pada PPD tahun lalu kami juga sudah menyediakan kuota 20 persen untuk siswa miskin, namun tidak banyak yang mendaftar. Karena itu, pada tahun ini kami menegaskan siswa miskin jangan ragu mendaftar," katanya.

Menurut dia, seluruh SMA RSBI di Kota Semarang juga menyediakan kuota 20 persen untuk siswa miskin dan dijamin dibebaskan dari seluruh biaya, seperti sumbangan pengembangan institusi (SPI) dan SPP bulanan.

Ketua Musyarawah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kota Semarang itu menyebutkan, sampai hari kedua pendaftaran secara 'online' (21/5) sudah ada sebanyak 24 siswa miskin yang mendaftar di SMA Negeri 1 Semarang.

"Ya lumayan sudah sebanyak itu siswa miskin yang mendaftar sampai hari kedua ini. Kalau total daya tampung siswa baru kami tahun ini sebanyak 468 orang. Harapan kami lebih banyak siswa miskin yang mendaftar," katanya.

Bambang yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMA Negeri 2 Semarang juga mengatakan di sekolah kedua yang dipimpinnya justru lebih banyak siswa miskin yang mendaftar, sebab sampai hari kedua ini tercatat 30 siswa.

"Dari 30 siswa miskin yang mendaftar di SMA Negeri 2, sebanyak 11 pendaftar di antaranya sudah melakukan verifikasi. Untuk total daya tampung di SMA Negeri 2 kami menyediakan sebanyak 448 kursi," katanya.

Ditanya siswa miskin yang mengundurkan diri pada PPD pada tahun lalu, ia mengakuinya, karena itu pada tahun ini pihaknya berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menyosialisasikan kuota siswa miskin itu.

"Kami sudah berupaya sebaik mungkin untuk melayani siswa miskin, termasuk menyediakan kuota 20 persen. Namun, kalau memang sampai batas akhir tak mencapai kuota ya apa kemudian sekolah disalahkan," kata Bambang.

Sementara itu, Sekretaris Panitia PPD Kota Semarang Nana Storada mengharapkan sekolah untuk berkoordinasi dengan kelurahan dan kecamatan di lingkup wilayahnya untuk menjaring siswa miskin agar mendaftar.

"Pada tahun ini kami sebenarnya sudah mengintensifkan koordinasi dengan pihak kelurahan dan kecamatan dalam penjaringan siswa miskin. Sebab, kami tidak ingin kuota siswa miskin tak tercapai seperti tahun lalu," kata Nana.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement