Rabu 12 May 2010 05:08 WIB

Demo Guru, Belum Ada Kesepahaman antara Kemendiknas dan PGRI

Rep: Anissa Mutia/ Red: Endro Yuwanto
Fasli Jalal
Fasli Jalal

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Menteri Pendidikan Nasional, Fasli Jalal, mengatakan, belum adanya kesepahamanan antara Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) terkait penghapusan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK), menjadi alasan terjadinya unjuk rasa guru.

Hal itu, kata Fasli, lantaran belum adanya komunikasi antara PGRI dan Kementrian Pendidikan Nasional tentang penghapusan Dirjen PMPTK. Namun demikian, ia mengatakan, Kemendiknas sebelumnya sudah melakukan sosialisasi berlapis, mulai dari Kemendiknas sendiri, DPR RI, dan PGRI.

"Tidak ada sedikit pun untuk mengurangi peran guru. Tentang penghapusan Direktorat Jenderal PMPTK karena selama ini masalah guru hanya diurus satu direktorat, kami ingin para guru diurus oleh berbagai direktorat sehingga perhatian lebih besar, atau dua kali lipat. Direktorat PMPTK disebar ke berbagai direktorat," ujarnya di Kantor Kemendiknas, Selasa (11/5).

Fasli mengakui memang tidak mendiskusikan penghapusan PMPTK dengan PGRI, tetapi Kemendiknas telah berkoordinasi dengan DPR dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Para guru mungkin tidak tahu tujuan penghapusan PMPTK, padahal tujuannya bagus," terangnya.

Terkait aksi unjuk rasa yang dilakukan puluhan ribu guru dari PGRI, Fasli, mengatakan Kemendiknas siap berdialog dengan PGRI, yang akan melanjutkan aksi unjuk rasa esok (12/5) di Kemendiknas. "Kalau mereka minta dialog kami akan dialog. Meski akhirnya ada ketidaksetujuan. Penghapusan PMPTK ini bukan upaya untuk memarginalkan guru, melainkan untuk meningkatkan perhatian kepada guru di tiap satuan pendidikan," tuturnya.

Menurut Fasli, Kemendiknas sudah melakukan komunikasi seputar penghapusan PMTK dengan PGRI. "Sudah, sudah beberapa kali bertemu, tapi PGRI sudut pandangnya berbeda. Mereka tidak puas hilangnya eselon 1," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement