REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Mobil kreasi siswa SMKN 1 Singosari, Malang, Jawa timur bernama Digdaya 1,5 i (injection) dipamerkan pada ajang Pekan Produk Kreatif Indonesia 2010 di Balai Sidang Jakarta.
"Saya bangga dan senang sebagai anak SMK bisa membuat mobil," kata siswa Kelas 2 SMKN 1 Singosari Jurusan Ototronik, Tomi Lusianto.
Mobil berjenis Pickup dengan kapasitas mesin sebesar 1500 cc ini merupakan karya dari siswa SMKN 1 Singosari Malang yang duduk di kelas 2 dan kelas 3 jurusan ototronik. Mesin mobilnya yang berteknologi injection, 90 murni karya siswa SMKN 1.
Guru pembimbing tim perakit mobil Digdaya Sujianto mengungkapkan bahwa ide pertama pembuatan mobil Digdaya ini berawal dari tantangan oleh Dirjen Dikti bidang Kejuruan Joko Sutrisno.
"Pak Joko punya mesin mobil dan ia memberikan tantangan untuk membuat mobil kepada siswa SMK. Setelah kami melihat kondisi mesinnya maka kami pun menyanggupi tantangan dari beliau hingga lahirlah Digdaya 1,5i," kata Sujianto.
Ia menjelaskan pada awalnya mesin pemberian Dirjen tersebut menggunakan penggerak roda belakang. Tim perakit Digdaya berhasil mengubah mesin itu jadi penggerak depan roda depan dan diberi nama mesin Esemka.
Mengenai pengambilan nama Digdaya Sujianto mengatakan nama itu memiliki arti "kuat". "Sesuai dengan desain mobilnya yang tangguh untuk segala medan," katanya.
Tim pembuat Digdaya 1,5i terdiri dari 6 orang dengan dua orang pembimbing. Mereka mampu menyelesaikan pengerjaandalam waktu tiga bulan. "Kiblat" pembuatan mobil adalah kendaraan produksi GMC (General Motor Company).
Mohammad Fariz Nur Cholis, siswa SMKN 1 Singosari Jurusan Ototronik yang tergabung dalam tim perakit Digdaya tim mengaku timnya membuat mobil dalam 2 tipe yaitu jenis pickup seperti yang dipamerkan dan jenis SUV (Sport Utility Vehicle).
Pickup dibanderol seharga Rp150 juta dan untuk yang jenis SUV dihargai sekitar Rp180 juta.
Mobil Digdaya sudah tiga kali dipamerkan, dan pertama kali diperkenalkan di kota Bandung, Solo dan di Jakarta.
Sujianto dan para siswanya bertekad membuat Digdaya lebih sempurna agar bisa di produksi secara massal. Rencananya ada 1.200 unit yang akan diproduksi.