REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Aksi nyeleneh mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya membuat geger masyarakat Indonesia.
Seperti ramai diberitakan, Dewan Mahasiswa (Dema) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat di kampus tersebut menyelenggarakan masa orientasi mahasiswa atau ospek dengan tema besar 'Tuhan Membusuk.'
Menanggapi geger yang melanda masyarakat, Rektor UIN Sunan Ampel Abd A'la menyampaikan permohonan maaf kepada publik.
"Kami memohon maaf kepada masyarakat dan seluruh umat beragama atas kejadian ini," ujar Abd A'la kepada Republika, Selasa (2/9).
Abd A'la menjelaskan, sejak hari pertama ospek, pada 28 Agustus, sebenarnya pihak Dekanat Fakultas Ushuluddin dan Filsafat sudah melarang tema tersebut. "Dekan sudah mencopot seluruh spanduk yang dipasang mahasiswa, bahkan sempat membakarnya," ujar Abd A'la.
Namun, dia menjelaskan, di hari kedua, spanduk tersebut muncul kembali. Menurut Abd A’la, pihak Dekanat saat ini sedang menyelidiki siapa yang memiliki gagasan atas spanduk tersebut. "Kami sudah meminta Dekan Fakultas Ushuluddin untuk memprosesnya sesuai aturan dan ketentuan yang ada," kata dia.
Berdasarkan keterangan yang dia himpun, Abd A’la menerangkan, sebenarnya maksud mahasiswa tersebut bukan menghina Tuhan. Sebalinya, menurut dia, mahasiswa ingin mengritik umat beragama yang tidak mengindahkan Tuhan.
"Tapi bagaimanapun secara /common sense/ itu salah. Maka dari itu kami memohon maaf," ujar Abd A'la.
Seperti ramai diberitakan, dalam ospek yang diselenggarakan 28 hingga 30 Agustus, Dema Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya mengangat tema nyeleneh.
Dalam foto dokumentasi kegiatan yang beredar di media jejaring soal, pada spanduk tertulis tema 'Tuhan Membusuk'. Di bawahnya, terdapat dengan subtema bertuliskam 'Rekonstruksi Fundamentalisme menuju Islam Kosmopolitan.'