Sabtu 13 Sep 2014 00:32 WIB

Rekaman Kekerasan Ospek di Unila Tersebar di YouTube

Rep: c60/Mursalin Yasland/ Red: Bilal Ramadhan
Ospek Mahasiswa
Foto: Antara
Ospek Mahasiswa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kekerasan dalam dunia pendidikan kembali terjadi. Lagi-lagi kekerasan tersebut terjadi pada masa orientasi mahasiswa baru atau kerap dikenal sebagai Ospek. Mahasiswa baru di Fakultas Teknik Universitas Lampung (Unila) yang kali ini menjadi objek kekerasan senior-seniornya.

Bahkan aksi kekerasan ini sempat direkam oleh salah satu orang yang sepertinya senior dari mahasiswa baru tersebut. Sedikitnya ada lima rekaman terkait dengan kekerasan di Unila. Rekaman aksi kekerasan ini pertama kali diunggah seseorang bernama Nadia Atilah pada Kamis (11/9) lalu.

Rekaman berdurasi 1 menit 5 detik ini diawali dengan puluhan mahasiswa baru yang berkepala plontos yang dipaksa berlari. Para mahasiswa baru ini juga dipaksa berjalan sambil menunduk dan diteriaki oleh panitia yang merupakan mahasiswa senior.

Para mahasiswa senior ini terlihat tidak memakai baju dan menutupi wajah dengan kaos yang dipakainya serta bercelana pendek. Di antara para mahasiswa senior ini juga membawa batangan kayu yang ditunjuk-tunjukkan untuk meneriaki para mahasiswa baru.

Setelah itu, para mahasiswa dikumpulkan di sebuah lapangan dan disuruh tidur dengan posisi tengkurap dalam keadaan siang hari yang terik. Puluhan peserta Ospek yang mengenakan jaket almamater abu-abu dikelilingi oleh puluhan panitia yang silih berganti meneriaki mahasiswa tersebut.

Tidak hanya diteriaki, para mahasiwa yang masih dalam posisi tidur tengkurap, dipukuli bahkan diinjak-injak. Para panitia yang terlihat membawa botol air mineral, digunakan untuk memukuli peserta sekenanya.

Akibat aksi kekerasan para seniornya ini, sedikitnya sudah ada lima mahasiswa yang harus dirawat di rumah sakit. Kegiatan perpeloncoan ini sebenarnya sudah dilarang pihak rektorat Unila. Namun, pada Rabu (10/9) praktik ilegal ini masih berlangsung oleh senior fakultas tersebut, seperti tahun-tahun sebelumnya. Mereka menggelar praktik perpeloncoan ini secara sembunyi-sembunyi.

Ada lima mahasiswa baru yang terpaksa dirawat di rumah sakit karena adanya tindakan kekerasan oleh seniornya. Dua mahasiswa ini terpaksa dirahasiakan identitasnya rekan sesamanya untuk menjaga keamanannya. Bentuk kekerasan oleh seniornya saat perpeloncoan, yakni dengan menampar dan menendang.

Kasus yang menghebohkan di lingkungan kampus Unila itu masih dalam penyelidikan pihak rektorat. Rektor Unila Sugeng P Hariyanto, saat dikonfirmasi Republika, Kamis (11/9), tidak membantah kejadian tersebut. Namun, ia tidak mau menjelaskan kronologis kejadiaannya. "(Tanya) ke wakil rektor III, Mas," kata Sugeng.

Wakil Rektor III Unila Sunarto belum bisa dikonfirmasi via teleponnya. Pesan singkat yang dikirim belum juga mendapat balasan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement