REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kekerasan masa orientasi mahasiswa atau kerap disebut Ospek terjadi di Fakultas Teknik Universitas Lampung (Unila). Rektor Unila dinilai bertanggung jawab terhadap terjadinya kekerasan terhadap mahasiswa baru dalam acara ospek tersebut.
Kekerasan yang terjadi terhadap puluhan mahasiswa baru Fakultas Teknik Unila disebut sebagai kelalaian Rektor. Rektor dinilai gagal dalam menjalankan tigasnya sebagai penyelenggara pendidikan yang baik. "Mendikbud harus mencopot Rektor Unila," kata Sekretaris Jendral Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti kepada Republika, Jumat (12/9).
Kendati kegiatan Ospek merupakan kegiatan mahasiswa, Retno menilai rektor merupakan pemegang otoritas tertinggi di sebuah Perguruan Tinggi. "Rektor seharusnya bisa mencegah, tapi lalai," ujar Retno.
Pemecatan itu, menurut Retno, diperlukan sebagai efek jera terhadap Rektor dan Jajaran Rektorat lainnya. Selain itu dapat mencegah meluasnya kekerasan di dalam kampus.
Sebelumnya kegiatan perpeloncoan di Fakultas Teknik Unila dilakukan diam-diam pada Rabu (10/9) lalu. Aksi tersebut terekam video amatir yang merekam kekerasan tersebut kini beredar di media sosial YouTube. Dalam video tersebut, puluhan mahasiswa baru Fakultas Teknik Universitas Lampung diperlakukan secara keras.
Puluhan mahasiswa berkepala plontos ini dipaksa berlari, berjalan menunduk sambil diteriaki oleh panitia. Setelah disuruh berlari, para mahasiswa dikumpulkan di sebuah lapangan dan disuruh tidur dengan posisi tengkurap di siang hari.
Dalam keadaan tidur di atas lapangan, puluhan peserta Ospek yang mengenakan jaket almamater abu-abu dikelilingi oleh puluhan panitia yang silih berganti meneriaki mahasiswa tersebut. Tidak hanya diteriaki, para mahasiwa yang masih dalam posisi tidur tengkurap, dipukuli bahkan diinjak-injak.
Lebih parah, puluhan panitia yang melakukan aksi penganiayaan tampak tidak mengenakan baju. Beberapa di antaranya bahkan hanya mengenakan celana sepanjang lutut. Para panitia terlihat membawa batangan kayu yang digunakan untuk menunjuk dan meneriaki para mahasiswa baru.