Rabu 08 Oct 2014 21:31 WIB

Purna Tugas Nuh Akan Kembali ke ITS

Rep: andi nuroni/ Red: Taufik Rachman
Menteri Pendidiakan dan Budaya (Mendikbud), M Nuh, melakukan inspeksi mendadak (sidak) kesiapan ujian nasioanal (UN) SMA dan SMK pada rayon 8 yang berpusat di SMAN 112 Jakarta, pagi tadi (14/4).
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Menteri Pendidiakan dan Budaya (Mendikbud), M Nuh, melakukan inspeksi mendadak (sidak) kesiapan ujian nasioanal (UN) SMA dan SMK pada rayon 8 yang berpusat di SMAN 112 Jakarta, pagi tadi (14/4).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Menteri Pendidikan Muhammad Nuh bersyukur dapat menuntaskan dua periode jabatannya sebagai Menteri Pendidikan. Menurut Nuh, tidak semua orang dapat menyelesaikan amanah jabatan hingga tuntas.

"Ada pesawat bisa take off gak bisa landing, bersyukur saya bisa take off, landingnya nanti tanggal 20 (Oktober)," ujar Nuh di kampus Insitut teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Rabu (8/10).

Begitu meletakkan jabatan menteri, Nuh mengaku berencana kembali mengajar di kampus almamaternya, ITS. "Dulu saya dari ITS, kembali juga ke ITS. Tadi saya sudah mengajar S1 Elektro, latar belakang saya kan memang elektro," ujar sang Menteri.

Soal suka-duka menjadi Mendikbud, Nuh mengaku, hal yang paling menyenangkan selama dia menjabat adalah berkontribusi untuk meluaskan akses pendidikan bagi rakyat Indonesia.

"Paling menyenangkan, paling membahagiaan, ini dari lubuk hati yang paling dalam, saya, atau kementerian telah membuat sistim di mana akses anak-anak miskin dijamin, dan itu dijamin undang-undang. Mana di undang-undang sebelumnya, disebutkan perguruan tinggi negeri wajib mengalokasikan 20 persen untuk masyarakat miskin," ujar Nuh.

Nuh sendiri merasa tidak ada hal yang menyedihkan bagi dia selama mengemban tugas menteri. Meski begitu, soal Kurikulum 2013 dia rasa sebagai hal yang paling berat semasa menjabat Mendikbud. "Mulai tahun 2011 kita kerja. Kita berdebat dengan siapa saja. Sepanjang kita memiliki landasan yang memadai, kita tarung di situ," kata Nuh.

Nuh menyatakan, proyek Kurikulum 2013 tak lain merupakan upaya meningkatkan kualitas pendidikan.  Menurut Nuh, sepajang sejarah di Kementerian Pendidikan (kemendikbud), tidak ada ada buku yang ditulis Kemendikbud yang jumlahnya 200 lebih. Selain itu, menurut dia, juga tak pernah ada pelatihan besar-besaran untuk guru seperti pada program pelatihan Kurikulum 2013.

"Itu yang menguras energi yang luar biasa, perdebatan intelektualnya. Kalau ada yang protes, ayo diskusi. Kalau melalui tulisan (media massa), kan belum tentu bisa terbit," ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement