REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ratusan mahasiswa Gunadarma tidak jadi wisuda karena ada indikasi jual-beli nilai. Salah satu mahasiswa Gunadarma yang batal menjadi wisudawan MY mengatakan ada ratusan mahasiswa yang tidak jadi wisuda.
"Banyak banget hampir ratusan lebih, memang ada calonya dan katanya dari orang dalem," kata MY, Jumat (17/10).
MY mengatakan pihak kampus tiba-tiba membatalkan nilai dengan alasan mahasiswa memanipulasi nilai. MY mengakui ada praktek manipulasi nilai. Ratusan mahasiswa yang dibatalkan wisudanya memang melakukan jual beli nilai.
MY mengatakan para mahasiswa yang batal wisuda sudah membayar biaya wisudah sebesar satu juta rupiah. Mereka juga sudah menerima toga dan melakukan gladik resik. Saat gladi resik ratusan mahasiswa dipanggil oleh sekretariat Kemahasiswaan
Mereka diminta untuk membuat surat pernyataan mereka memanipulasi nilai dan bersedia menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Universitas. Namun dua minggu sejak gladi resik tidak ada pengumuman dari Universitas tentang sanksi yang harus mereka terima.
MY menjelaskan proses jual-beli nilai. MY mengatakan ada salah satu temannya yang menawarkan untuk menaikan nilai. Prosesnya memanipulasi nilai ini cukup mudah. Mahasiswa yang nilainya ingin dinaikan hanya membayar antara Rp 250-300 ribu dan meninggalkan Nomor Pokok Mahasiswa. Dalam tiga hari nilai berubah.
Universitas Gunadarma menolak mengkonfirmasi hal ini. Pembantu Rektor IV Bidang Kemahasiswaan Irwan Bastian menolak ditemui dengan alasan ada pertemuan. Lucia Crispina Pardede Wakil Pembantu Rektor III juga tidak mau memberi klarifikasi dan komentar mengenai hal ini. Sampai saat berita ini ditulis belum ada konfirmasi dan klarifikasi dari Universitas Gunadarma.