REPUBLIKA.CO.ID,MAGELANG--Tim peneliti Universitas Muhammadiyah Magelang berhasil menciptakan alat "pain digital acupressure" (PDA) untuk mengatasi nyeri saat persalinan dan mempercepat proses persalinan.
Dosen Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UM Magelang yang juga anggota tim penelitian tersebut, Heni Setyowati, di Magelang, Kamis, mengatakan setelah dilakukan penelitian terhadap 38 orang kelompok PDA dan 38 orang kelompok kontrol, terdapat penurunan nyeri pada kelompok PDA.
"Terdapat perbedaan penurunan skala nyeri sebelum dan setelah dilakukan tindakan pemasangan alat PDA pada 30 menit pertama, 30 menit kedua, dan 30 menit ketiga," katanya.
"Acupressure" secara harfiah dimaknai sebagai teknik totok jarum.
Menurut dia, penurunan skala nyeri paling tinggi ditemukan pada 30 menit pertama pemasangan alat atau pada awal fase aktif yaitu sebesar 1.79, sedangkan pada akhir fase aktif penurunan skala nyerinya tercatat 1.13.
"Alat PDA juga terbukti mempercepat persalinan khususnya kala dua yaitu rata-rata lama kala dua kelompok PDA adalah 14,36 menit, sedangkan kelompok non-PDA adalah 22,50 menit," katanya.
Hasil penelitian tentang Pembuatan Alat "Pain Digital Acupressure" dan Pengaruhnya terhadap Nyeri serta Lama Persalinan dengan dana hibah dari Direktorat Pendidikan Tinggi tersebut telah disampaikannya pada forum International Conference di Manipal University, Karnataka, India beberapa waktu lalu.
Heni mengatakan angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN yang lain. Salah satu penyebab kematian ibu adalah "partus" macet yang berhubungan dengan adanya kecemasan, stres, dan nyeri.
Beberapa daerah di Indonesia memiliki cara-cara tradisional untuk mengatasi nyeri saat bersalin. Kemampuan tersebut diinformasikan dan diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya.
Ia menuturkan untuk menghindari dampak tindakan mengatasi nyeri persalinan yang bisa membahayakan ibu maupun janin, maka dilakukan suatu kajian lebih lanjut tentang pengalaman ibu mengatasi nyeri persalinan yang dipengaruhi oleh budaya, nilai-nilai, dan keyakinan masyarakat Jawa.
"Studi yang dilakukan di Jawa Tengah mengungkapkan bahwa para ibu bersalin telah melakukan berbagai upaya secara fisik, psiko-sosial, dan spiritual untuk mengatasi nyeri persalinan seperti mengelus-elus perut, menahan rasa nyeri, berdoa, dan sabar," katanya.
Ia mengatakan seorang ibu juga melakukan cara yang berbeda untuk mengatasi nyeri seperti makan gula merah, tebu, minum minyak kelapa yang diletakkan di daun talas, menggosok-gosok tepi tempat tidur, dan pintu kamar serta membuka semua pintu rumah yang diyakini apabila semua pintu terbuka maka pintu jalan lahir juga akan terbuka sehingga persalinan segera terjadi.