REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Para dosen Universitas Islam Indonesia Yogyakarta didorong untuk menghasilkan riset yang inovatif dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

"Selain sebagai upaya untuk menguatkan profil institusi, riset yang dihasilkan dosen juga sangat bermanfaat sebagai media pembelajaran bagi para mahasiswa," kata Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Harsoyo di Yogyakarta, Sabtu.

Pada sambutan wisuda periode III tahun akademik 2014/2015, ia mengatakan belum lama ini dosen Program Studi Ilmu Kimia Fakultas MIPA UII Is Fatimah dinyatakan sebagai salah satu dosen penerima hibah penelitian dari organisasi the World Academy of Sciences (TWAS) yang berbasis di Italia.

Is Fatimah menjadi satu-satunya peneliti dari Indonesia yang berhasil meraih hibah pada periode ini dengan alokasi dana riset sebesar Rp150 juta/tahun selama tiga tahun.

Hal itu tidak terlepas dari reputasi Is Fatimah yang dikenal sebagai sosok peneliti wanita produktif dari UII yang telah menelurkan puluhan karya penelitian dalam jurnal internasional.

"Is Fatimah juga dinobatkan sebagai peneliti wanita peraih L'Oreal Indonesia Fellowship for Women in Science 2011," katanya.

Menurut dia, UII juga berkomitmen untuk memberikan apresiasi atas prestasi yang diraih oleh para mahasiswanya.

Jika biasanya prestasi identik dengan pencapaian yang sifatnya akademis, beasiswa prestasi yang ada di UII juga mencakup beasiswa bagi para mahasiswa yang menjadi penghapal Al Quran.

"Bagi para mahasiswa yang memiliki kemampuan itu, UII memberikan beasiswa berupa bebas biaya pendidikan hingga mereka menyelesaikan studinya di UII termasuk biaya hidup sebagai insentif tambahan," katanya.

Ia mengatakan ada dua kategori beasiswa hafidz UII yaitu beasiswa untuk penghapal Al Quran 30 juz dan 15 juz.

"Pemberian beasiswa sejalan dengan cita-cita pendiri UII yang menginginkan agar kampus ini dapat menghasilkan insan ulil albab sekaligus cendekiawan Muslim," katanya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika