Kamis 07 May 2015 17:34 WIB

Anggaran Riset dan Teknologi Rp 43 Triliun

Kapal riset  Baruna Jaya I milik BPPT
Foto: dok BPPT
Kapal riset Baruna Jaya I milik BPPT

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Staf Khusus Menteri Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI menyatakan, anggaran secara keseluruhan untuk riset dan teknologi di Pendidikan Tinggi atau Dikti sekitar Rp43 triliun.

Staf Khusus Menteri Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, Abdul Wahid Maktub di Palembang, Kamis menyampaikan hal itu ketika ditanya anggaran khusus untuk riset dan teknologi di perguruan tinggi saat menghadiri wisuda sarjana (D III dan S1) ke-57 dan pasca sarjana (S2) ke-18 Universitas Muhammadiyah Palembang.

Menurut dia, dana untuk itu cukup besar yang dianggarkan pada tahun 2015, tetapi banyak sektor.

Ia mengatakan, sektornya dibagi lima direktorat yang sekarang ini dalam proses penentuan dirjennya, mudah-mudahan dalam bulan ini segera terpilih dan dilantik dirjen baru di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. "Itu anggaran secara keseluruhan, yang penting kita menekankan pada pentingnya connecting inovasi atau menghubungkan," katanya.

Ia menyatakan, jadi riset teknologi itu baik di perguruan tinggi betul-betul nyambung dengan industri, dengan perusahaan, istilahnya hilirisasi, jadi tidak sendiri-sendiri.

Jadi, riset tidak sekedar untuk riset, tetapi betul-betul nyambung kepada kebutuhan tantangan industri, ujarnya.

Sementara mengenai masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), ia menyatakan, pihaknya selalu mendorong perguruan tinggi supaya sadar bahwa yang namanya ilmu pengetahuan dan teknologi itu adalah suatu keharusan sehingga keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi syarat keunggulan dalam bersaing.

Berbagai cara harus ditempuh perguruan tinggi dengan melakukan pemetaan mana kelemahan dan kekuatan, sehingga bisa melakukan evaluasi terus menerus untuk perbaikan-perbaikan.

"Kita harus menyadari bagaimana mempercepat akselerasi proses peningkatan mutu, sekarang ini kita akan menggenjot untuk mengirim para dosen sebanyak mungkin ke luar negeri. Hampir setiap tahun kita mengirim dosen sekitar 6.000 orang untuk S2 dan S3 ke seluruh dunia," ujarnya.

Mudah-mudahan nanti hasilnya setelah lima tahun dapat merasakan akan memberi dampak pada pertumbuhan ekonomi pembangunan nasional secara keseluruhan, tambahnya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement