REPUBLIKA.CO.ID, MALANGA -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tidak main-main dalam menyeleksi calon mahasiswanya. Terbukti, hingga saat ini penertiban terhadap upaya kecurangan selalu dilakukan. Termasuk yang terjadi pada seleksi gelombang I, Senin (11/5). Dalam penelusuran bersama-sama tim keamanan dari Polres Malang, UMM mengungkap pelaku perjokian.
Rektor UMM Prof Muhadjir Effendy mengaku, sebagai kampus yang terus mengalami peningkatan minat setiap tahunnya harus lebih selektif. Meski demikian banyaknya peserta tidak membuat UMM terlena sehingga harus tetap menjamin seleksi berjalan secara jujur.
“Kita tidak mentoleransi kecurangan dalam bentuk apapun karena kita memang akan mengambil calon mahasiswa yang benar-benar berniat baik dan dengan cara yang baik,” katanya dalam siaran pers yang diterima Republika.
Dengan terungkapnya kembali perjokian itu, pihak Kampus Putih tersebut menjamin mahasiswa yang terseleksi adalah yang benar-benar jujur dalam tes. Meski demikian, temuan tim pengamanan seleksi yang dipimpin Pembantu Rektor II, Fauzan, akan diperdalam untuk mengantisipasi adanya pihak lain yang terlibat.
Sementara itu, ujian seleksi berlangsung tertib meskipun terjadi insiden penangkapan lima orang yang diduga menggunakan jasa joki. Kelima oknum calon mahasiswa tersebut ditangkap di ruang berbeda dan diinterogasi di ruang khusus.
Mereka menggunakan modus dengan peralatan komunikasi yang disembunyikan di dalam pakaian. Peralatan tersebut terhubung dengan pihak luar yang diduga mengirim jawaban setelah sebelumnya menerima foto soal yang dikirim oleh oknum calon mahasiswa.
“Mereka ini menggunakan kamera sangat kecil yang dimodifikasi dan speaker magnet yang ditanam di dalam telinga. Soal difoto dan dikirim ke sebuah server dan dikerjakan oleh tim yang katanya ada di Yogya,” urai Fauzan. Para oknum mengaku harus membayar Rp 120 hingga 160 juta kepada operator jokinya.
Dari hasil pengembangan dan penyelidikan, UMM berhasil menangkap dua orang yang diduga sebagai operator yang berada di sekitar kawasan kampus. “Kami gunakan peserta yang menggunakan jasanya untuk dipancing datang ke kampus. Setelah itu dari kepolisian berhasil menangkap pelaku,” tambah Fauzan.