REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengembangkan kompor gas otomatis yang dinamai Automatic Gas Stove for Safety atau Agos untuk meminimalisasi risiko akibat kelalaian penggunanya.
"Pengembangan Agos berawal dari kenyataan banyaknya kejadian kompor meledak karena kelalaian pengguna, sehingga menimbulkan korban jiwa dan harta benda," kata koordinator kelompok mahasiswa Hisyam, Senin (21/7).
Menurut dia, kompor Agos dapat dioperasikan dalam tiga pilihan mode yakni manual, otomatis, dan menggunakan "timer".
Pada mode manual pengaturan kompor layaknya kompor gas pada umumnya. Sementara pada mode otomatis mekanisme pengoperasian berdasarkan ada atau tidaknya peralatan memasak di atas tungku.
Ketika menggunakan mode otomatis, kata dia, kompor akan menyala saat ada peralatan memasak di atas tungku dalam jangka waktu tertentu. Namun, jika tidak ada peralatan memasak di atas tungku atau peralatan sudah dipindahkan setelah selesai masak, kompor akan mati secara otomatis.
"Mode itu bisa dipilih untuk meminimalisasi risiko kecelakaan kompor meledak karena pengguna lupa mematikan kompor," katanya.
Ia mengatakan Agos juga bisa dioperasikan dengan mode "timer". Dengan mode itu pengguna bisa mengatur lama nyala kompor serta besar kecilnya api secara digital. Pengaturan waktu dan level nyala api dilakukan dengan menggunakan "remote control" nirkabel.
"Berbeda dengan kompor gas konvensional, pengaturan waktu pada kompor ini bisa lebih leluasa karena pengguna bisa langsung mengatur berapa lama waktu nyala api melalui 'remote control'," katanya.
Anggota kelompok mahasiswa UGM yang mengembangkan kompor gas otomatis Agos itu antara lain Muhammad Rifai, Budi Azhari, Kukuh Daud P, dan Aries Budi Z.