REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA—Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mencatatkan diri sebagai perguruan tinggi yang paling produktif dalam penelitian bidang kebencanaan. Pencapaian tersebut diapresiasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti).
Direktur Jenderal (Dirjen) Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Jumain Appe melaporkan, pada 2013-2014 ITS menghasilkan karya penelitian paling banyak di bidang Mitigasi dan Manajemen Bencana.
“Total, sepanjang dua tahun, ITS menghasilkan 42 paper manajemen bencana dan 32 paper perubahan iklim,” ujar Jumain ketika menjadi pembicara kunci dalam seminar kebencanaan di kampus ITS Surabaya, Kamis (6/8).
Seminar tersebut juga disertai publikasi hasil-hasil riset ITS di bidang kebencanaan. Tak hanya di bidang kebencanaan, menurut Jumain, ITS juga semakin produktif dalam melakukan penellitian di bidang lain. Atas dasar itu, menurut Jumain, Kemenristek Dikti menargetkan, pada tahun 2019, ITS masuk dalam daftar 500 perguruan tinggi terbaik dunia.
Sebagai syaratnya, menurut Jumain, ITS harus merangsang semakin banyak riset, dan publikasi internasional. Dengan demikian, menurut dia, penelitian masalah kebencanaan bisa sangat berkembang luas. Dalam seminar tersebut, ITS juga membagikan hasil penelitian ITS selama lima tahun terakhir.
Dalam kompilasi haril penelitian tersebut, terkumpul sebanyak 96 makalah yang terbagi menjadi dua buku, yakni tentang Manajemen Bencana, Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim. Buku-buku tersebut, disampaikan panitia, juga akan diberikan kepada para pemangku kepentingan, mulai dari jajaran pemerintahan hingga jaringan LSM