REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Padi gogo aromatik hasil penangkaran pakar pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto masuk 20 karya inovasi unggulan Indonesia. Kreasi Totok Agung Dwi Haryanto dan Suwarto ini dituang dalam Keputusan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor: 444/M/Kp/VII/2015 tanggal 15 Juli 2015.
''Masuknya padi hasil pemuliaan dua peneliti Pertanian Unsoed dalam 20 karya inovasi terbaik ini, sekaligus juga menjadi kebanggaan bagi seluruh civitas akademika Unsoed,'' jelas Totok Agung, Selasa (11/8).
Dia menyebutkan, padi gogo hasil penangkarannya bersama Suwarto yang masuk karya unggulan ini adalah padi gogo aromatik yang diberi nama padi gogo Inpago Unsoed 1. ''Padi tersebut, memiliki keunggulan berupa produktivitas yang tinggi, berbau wangi pandan, dan rasanya pulen,'' katanya.
Penelitian ini didasari kekhawatiran bahwa produksi padi sawah yang dikhawatirkan terus akan terus turun. Hal ini mengingat data luas lahan sawah dari tahun ke tahun di seluruh daerah, terus mengalami penurunan akibat adanya alih fungsi lahan. Dia menyebutkan, bila dilihat berdasarkan luas lahan sawah yang saat ini hanya mencapai 8,5 juta hektare, sebenarnya belum mampu menopang pemenuhan kebutuhan beras per kapita sebesar 120 kg per orang per tahun.
''Beban penyediaan beras yang semakin berat, keterbatasan lahan sawah yang mengalami alih fungsi lebih dari 45 ribu ha per tahun, serta tingginya biaya cetak sawah baru hingga sulit mencapai target, menjadi ancaman besar bagi upaya peningkatan produksi padi,'' jelasnya.
Berdasarkan kesadaran ini, Totok menyebutkan para peneliti padi di Tanah Air, mulai mengembangkan potensi potensi varietas unggul baru padi gogo. Semula, padi gogo yang banyak ditanam petani di Indonesia hanya mampu menghasilkan rata-rata 2,7 ton per hektare. Namun saat ini, banyak varietas padi gogo yang mampu menghasilkan padi sebanyak 4 ton per hektar.
''Varietas Inpago Unsoed 1 hasil pemuliaan kami, mampu menghasilkan 7,42 ton gabah per hektar di lahan kering. Usia tanamnya juga tidak panjang, hanya 110 – 117 hari, dengan rasa nasinya yang pulen dan aromanya yang wangi, sehingga masuk padi kelas premium,'' katanya.