Selasa 01 Sep 2015 13:47 WIB

Menko Maritim Resmikan Gedung UMB Jatisampurna

Pembukaan perkuliahan Universitas Mercu Buana.
Foto: dok UMB
Pembukaan perkuliahan Universitas Mercu Buana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fasilitas pendidikan yang memadai di peguruan tinggi sangat penting bagi peningkatan kualitas perkuliahan. Dukungan fasilitas yang baik dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi yang dibutuhkan bagi bekal masa depan.

"Mahasiswa harus mendapatkan sarana pembelajaran yang layak. Agat suasana perkuliahan menjadi lebih baik," ujar Rektor Universitas Mercu Buana (UMB), Dr Arissetyanto Nugroho usai mendampingi Menteri Koordianator Maritim Rizal Ramli meresmikan gedung baru kampus D UMB Jatisampurna, kemarin.

Rektor UMB menambahkan fasilitas baru di kampus D UMB Jatisampurna perlu dimanfaatkan seoptimal mungkin. Sehingga mahasiswa bisa lebih mudah memahami materi perkulihan. Sekaligus mengembangkan keterampilan diri.

Arissetyanto Nugroho menyampaikan pesan Menko Maritim Rizal Ramli bagi mahasiswa agar dapat mengembangkan prinsip Tiga G, yakni gesit otak, gesit tangan dan gesit pergaulan.

"Gesit otak dimaknai mahasiswa harus meningkatkan kualitas kognitif. Memahami fenomena secara lebih mendalam dan mendapatkan solusinya," ungkapnya dalam siaran pers yang diterima ROL, Selasa (1/9).

Gesit tangan, lanjut Rektor UMB, perlu dimaknai sebagai sikap diri mahasisea yang terampil dan suka menolong. Menurut dia, nilai-nilai tersebut menjadi bagian penting bagi bekal mahasiswa.

Sedangkan gesit pergaulan, lanjut dia, merupakan tuntutan bagi mahasiswa kembangkan jaringan pergaulan. Membuka diri lebih besar pada interaksi global. Agar dapat menyerap berbagai perubahan lebih cepat.

Pada tahun akademik 2015/2016 ini Universitas Mercu Buana mendidik 6.440 mahasiswa baru. Jumlah itu tersebar pada tiga lokasi kampus, yakni Kampus UMB Meruya, Kampus UMB Menteng dan Kampus UMB Jatisampurna.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement