REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR -- Kampus Universitas Indonesia Timur (UIT) yang berada di kota Makassar disebut sebagai kampus 'tersakit' yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Pasalnya administrasi yang dimiliki UIT disebut sangat tidak layak menjadi sebuah universitas. Yang mengejutkan, kampus ini memiliki 20 ribu mahasiswa sementara dosen hanya 300 orang.
"Dari seluruh kampus yang dinon-aktifkan Dikti di Sulsel, UIT menjadi kampus paling jelek dalam banyak hal. Maka kami lakukan infeksi terlebih dahulu ke kampus ini," ungkap Ketua Evaluasi Kinerja Akademik Perguruan Tinggi Kemenristek Supriadi Rustad, di kantor Kopersti IX, Jumat (2/10).
Supriadi menjelaskan, pangkalan data pendidikan tinggi (PDPT) UIT telah dinon-aktifkan oleh Dirjen Perguruan Tinggi (Dikti) sejak Agustus 2015. Selain masalah administrasi yang acak-acakan, kampus UIT juga disebut memiliki jumlah mahasiswa dan dosen yang tidak seimbang.
Dia mencontohkan, Institut Teknologi Bandung (ITB) yang mempunyai mahasiswa sekitar 17-18 ribu, memiliki dosen sekitar 1.200. Sementara UIT dengan 20.000 mahasiswa terdaftar hanya memiliki 300 dosen. "Ini kan jauh sekali. Sangat timpang antara dosen dan mahasiswa," papar Supriadi.
Menurut Supriadi, pihaknya saat ini tengah melakukan inspeksi dan koordinasi dengan pihak kampus UIT dan Kopertis IX. Hal ini dilakukan agar kampus UIT bisa memberikan penjelasan lebih akurat mengenai administrasi dan bagaimana cara menanggulangi jumlah mahasiswa yang kian menumpuk, tapi tak diimbangi dengan jumlah dosen. Supriadi mengatakan, manajemen UIT berjanji akan menyelesaikan masalah administrasi terlebih dahulu dengan tenggat waktu selama dua minggu.