REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur menyiapkan dana riset Rp 30 miliar untuk menghasilkan penelitian yang bisa diaplikasikan di masyarakat. Bantuan dana untuk riset ini memang tidak serta merta bisa digunakan begitu saja tetapi harus ada imbal baliknya. Dengan dana riset sebesar itu, peneliti harus bisa mandiri dengan cara mampu menghasilkan penelitian yang bisa dijual, sehingga kampus pun juga diuntungkan.
Penggagas Riset Inovasi Teknologi Universitas Brawijaya Ahmad Sabaruddin mengatakan daya saing produk penelitian di Universita Brawijaya terus meningkat karena lebih dari 50 perusahaan yang memberikan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terhadap pengembangan produk.
Rektor UB, M Bisri, menjelaskan, hasil penelitian diharap bisa memberikan manfaat dan sumbangsih untuk masyarakat luas. Ia mengatakan beberapa perusahaan industri akan digandeng untuk melihat apakah produk penelitian itu bisa diimplementasikan.
“Selama ini karya peneliti masih riset berupa buku dan belum bisa dipasarkan. Harapannya besok bisa diproduksi massal karya nyatanya,” kata Bisri.
Ia menambahkan penelitian yang dilakukan mahasiswa harus bisa bermanfaat bagi masyarakat. Ajang yang diselenggarakan hingga 22 Oktober mendatang ini, diikuti sekitar 60 stan pameran penelitian di bidang ketahanan pangan, energi, gizi, obat-obatan, good governance serta agroforestry.
Sebenarnya, kata Bisri, hasil penelitian yang dihasilkan para peneliti dari Universitas Brawijaya cukup banyak dan bisa diaplikasikan di kalangan masyarakat maupun dimanfaatkan untuk kepentingan lainnya, seperti alat pendeteksi tsunami maupun kit deteksi diabetes. Hanya saja, hasil-hasil penelitian tersebut sebagain besar juga dalam proses penyempurnaan, sehingga ke depan mampu memberikan formula akurat.