REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Tim peneliti dari Departemen Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil mengembangkan label pintar yang bisa mendeteksi kebusukan daging.
Label indikator warna itu dapat memberikan informasi mengenai pertumbuhan bakteri sehingga membantu konsumen dan produsen mengetahui kualitas produk.
Tim yang terdiri dari Endang Warsiki, Liesbetini Haditjaroko, Mulyorini Rahayuningsih, Melati Pratama, Ria Octavia, dan Juneni itu mencermati, produk segar maupun olahan dari daging dan ikan sangat rentan rusak akibat mikroorganisme. Pertumbuhan bakteri pada daging, khususnya bakteri patogen, bisa menyebabkan kerusakan pada produk dan berbahaya jika dikonsumsi.
"Bakteri berbahaya yang umumnya mengontaminasi adalah Staphylococcus auerus, Escherichia coli, dan Salmonella sp," ujar Endang, salah satu peneliti, Sabtu (31/10).
Cepatnya pertumbuhan bakteri, kata ia, menyulitkan konsumen untuk menelusuri kelayakan produk. Oleh karenanya, Endang beserta tim peneliti menghadirkan label inovasi tersebut.
Dengan label itu, produsen dan konsumen bisa mengenali kualitas dan kerusakan produk secara cepat dan praktis tanpa perlu ke laboratorium. Selain itu, bahan-bahan serta proses pembuatan yang mudah dan murah menjadikan label ini dapat dengan mudah diproduksi.
"Bahan pembuatan label sangat sederhana, seperti agar bubuk, tapioka, gula, garam, dan bahan nutrisi lainnya serta pewarna merah venol red," ungkap Endang.
Untuk mendeteksi kualitas produk, label bisa langsung ditempelkan pada bagian dalam kemasan. Perubahan warna pada label akan menjadi indikator tingkat kualitas produk.
Produk dengan kategori baik dinyatakan dengan warna merah bata, produk dalam kategori akan segera rusak dinyatakan dengan warna oranye, yang artinya harus segera dikonsumsi. Sementara, produk yang sudah masuk kategori rusak dinyatakan dengan warna kuning.