Jumat 15 Apr 2016 16:54 WIB

Cerita Mahasiswi Bidik Misi yang Bertekad Ubah Nasib Keluarga

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
Zulaika Nur Jannah.
Foto: UB
Zulaika Nur Jannah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk kuliah gratis. Zulaika Nur Jannah, mahasiswi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya merupakan salah satu yang beruntung. Dia bisa kuliah gratis berkat beasiswa Bidik Misi yang didapatkannya.

Zul bercerita sejak awal masuk SMA, Zul benar-benar ingin melanjutkan ke bangku kuliah. Keinginan ini diutarakannya kepada kedua orang tuanya. Namun Zul diminta untuk mempertimbangkan kondisi ekonomi keluarganya yang terbatas. Takutnya, ditengah jalan dana kuliah tidak mencukupi.

Bimbang dengan kondisi ini, Zul konsultasi dengan guru BK di sekolahnya. Menimbang prestasi Zul yang selalu menempati tiga besar pararel di sekolah, guru-guru mendorongnya untuk mendaftar beasiswa bidik misi.

"Katanya eman (sayang-red) kalau tidak sampai kuliah, makanya guru-guru mendorong harus  tetap semangat kuliah. Saya diminta untuk fokus di akademik, nanti guru-guru yang carikan jalan untuk kuliah,” kata alumni SMA Negeri 4 Kabupaten Probolinggo itu.

Alasan yang paling kuat untuk melanjutkan kuliah adalah keinginannya untuk mengubah nasib keluarga. Menurutnya, pendidikan tinggi memang bukan jaminan nasib baik seseorang, Tetapi dia yakin pendidikan tinggi bisa memperbesar peluang untuk memperbaiki nasib keluarganya. Terlebih Zul bisa kuliah di Universitas Brawijaya. Sehingga peluang kerja usai menamatkan kuliah pun terbuka lebar.

“Saya ingin adik lebih baik dari saya. Setelah kerja nanti kalau adik saya mau kuliah dia tidak perlu memikirkan beban seperti saya saat ini,” ujar sulung 4 bersaudara itu.

Zul merasa sangat senang dan beruntung bisa bergabung di salah satu universitas terbaik di seluruh Indonesia. Namun, putri pasangan Sunarto dan Siti Fatimah ini mempunyai misi mempertahankan prestasi akademik. Mahasiswa yang pernah mewakili Kabupaten Probolinggo di Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat provinsi ini khawatir bila nilainya turun beasiswa bisa dicabut.

“Jadi akhirnya jadi motivasi buat saya. Istilahnya saya sudah dibayari dan dipercayai pemerintah, jadi ingin memberi yang terbaik. Bidik misi jadi tameng sekaligus penyemangat fokus kuliah. Sudah gak keluar modal masa tidak bisa kasih balasan ke UB," katanya.

Penduduk di desanya juga masih mempertanyakan program bidik misi. Mereka berfikir tidak mungkin semua gratis, pasti masih ada yang harus dibayar. “Saya ingin membuktikan bahwa itu semua salah,” lanjut mahasiswa semester 2 ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement