Selasa 04 Oct 2016 22:33 WIB

Wakil Dubes AS Puji Motor Listrik Buatan ITS

Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember--ITS--, Surabaya
Foto: ITS
Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember--ITS--, Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Brian McFeeters, memuji mobil dan motor listrik produksi Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) saat mengunjungi dua dosen ITS yang menerima hibah penelitian Partnerships for Enhanced Engagement in Research (PEER) di Rektorat ITS Surabaya, Selasa (4/10).

Kehadiran Brian McFeeters tidak hanya mengunjungi dosen tersebut, tapi dia juga menyempatkan diri berkunjung ke Bengkel Mobil Listrik Nasional (Molina) ITS untuk melihat mobil dan motor listrik ITS. "Luar biasa, saya berharap teknologi Indonesia akan terus maju lewat ITS," katanya memberi pujian kepada Rektor ITS Prof Joni Hermana.

Bahkan, McFeeters juga mempunyai harapan agar motor/mobil listrik ITS itu dapat dikomersialkan. "Saya harus berfoto di sini (di depan motor dan mobil listrik), sehingga nanti jika motor ini laris di pasaran, saya punya kenangan pernah berfoto di sini," katanya berkelakar.

Ia berharap hasil penelitian yang dilakukan oleh civitas akademika ITS, termasuk penelitian dalam program PEER dapat dimanfaatkan untuk kepentingan nasional yang lebih besar dan sekaligus dapat dikomersialkan.

Dua penelitian yang menerima Program PEER 2016 yakni penelitian tentang Proses Sidementasi Bengawan Solo oleh Dr Ria Asih A Soemitro MEng dkk dan penelitian tentang Permodelan Cuaca Ekstrem oleh Dr Heri Kuswanto. Masing-masing menerima dana penelitian 200 ribu dollar AS.

Rektor ITS Prof Joni Hermana mengatakan, melalui program PEER, ITS ingin membangun jejaring penelitian dengan beberapa perguruan tinggi di Amerika, sekaligus mencari pengalaman berkolaborasi dalam sebuah penelitian. "Kami berharap penelitian ini akan menghantarkan ITS untuk menuju world class university," katanya.

PEER adalah program hibah melalui proses seleksi yang memberikan dukungan kepada para ilmuwan dari 63 negara untuk mendapatkan dana penelitian yang menjawab berbagai prioritas pembangunan.

Di Indonesia, program ini meningkatkan manfaat penelitian bersama antara ilmuwan Amerika yang didanai oleh pemerintah dan para ilmuwan Indonesia untuk melakukan penelitian yang akan berkontribusi terhadap pembangunan Indonesia.

Lima siklus penerimaan proposal program PEER sebelumnya telah memberikan dana sekitar 2,6 juta dolar AS untuk peneliti Indonesia. Pada tahun 2016, PEER memberikan dana untuk enam penelitian yang menjawab permasalahan mitigasi perubahan iklim, penyakit menular, dan pendidikan ilmu pengetahuan sehingga jumlah seluruh penelitian yang didanai di Indonesia menjadi 43 buah.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement