Kamis 05 Jul 2018 01:14 WIB

Mahasiswa ITS Rancang Kaca Antipemanasan Global

Kaca ini dipercaya dapat menyerap karbon monoksida penyebab polusi.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
ITS
ITS

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tiga mahasiswa dari Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil mengurangi kadar gas karbondioksida dengan kaca berlapiskan Zeolit-Y. Kaca ini diharapkan dapat dipakai gedung-gedung sebagai bentuk kepedulian pada pemanasan global.

Ketiganya adalah Nadia Lailatus Sadiyah, Aristin Putri Kusuma Anggraini, dan Awanda Gita, dengan pencetus ide dan pengarah adalah Randy Yusuf Kurniawan. Ide pembuatan kava tersebut berawal dari kenyataan polusi yang kerap menjadi sumber atau pemicu pemanasan global. Salah satu jenis polutan atau bahan yang mengakibatkan polusi adalah gas karbondioksida.

"Keberadaan gas karbondioksida di atmosfer yang melewati ambang batas akan mendorong kenaikan permukaan laut dan meningkatkan suhu bumi. Terlebih jika dibiarkan terus menerus, akan mengakibatkan musim kemarau yang berkepanjangan," kata Randy Yusuf Kurniawan dalam siaran persnya, Rabu (4/7).

Zeolit-Y adalah material berpori, terdiri atas mineral aluminosilikat yang terikat satu sama lain membentuk struktur oktahedral. Menurutmya, dengan struktur tersebut akan menghasilkan rongga-rongga di dalam material yang berfungsi menyerap gas karbondioksida. 

Randy menyatakan, Zeolit-Y ini efektif dalam mengadsorpsi gas karbondioksida karena ukuran rongganya yang hampir sama dengan ukuran molekul karbondioksida. Selain itu, kandungan silikanya yang tinggi dibandingkan zeolit lain mengakibatkan sifat fisik molekul yang tidak suka air juga tinggi. 

Sifat tersebut sama dengan sifat komponen kaca pada umumnya, sehingga membuat Zeolit-Y ini digunakan sebagai zat pendukung pada serat kaca. "Serat kaca merupakan bahan pembuat kaca yang berbentuk seperti lembaran benang," ujar Randy.

Nadia Lailatus Sadiyah menambahkan, dari hasil penelitiannya, efisiensi adsorpsi atau penyerapan gas karbondioksida menunjukkan angka 33,15 persen. Artinya, sebanyak 33,15 persen gas karbondioksida mampu diserap oleh kaca berlapiskan zeolit ini.

"Zeolit-Y tanpa serat kaca hanya menghasilkan efisiensi 27,76 persen," kata mahasiswa semester lima itu. 

Nadia mengaku, inovasi yang dirancang bersama timnya tersebut telah lolos mendapatkan pendanaan dari Ditjen Dikti. Penemuannya tersebut juga diharapkan bisa lolos bertarung di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2018 di Yogyakarta.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement