REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya membuat inovasi Biofuel dari limbah plastik. Biofuel merupakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan untuk masa depan.
Tim mahasiswa dari Departemen Teknik Kimia ITS ini diketuai oleh Sri Utami. Anggotanya timnya, Regia Puspitasari, Putu Adhi Rama Wijaya, Tri Wahyuning Eka PS, Ratri Puspita Wardani. Mereka melakukan pengolahan limbah plastik kemasan minuman, menggunakan sari eceng gondok menjadi sebuah Biofuel.
Mahasiswa yang akrab disapa Tami ini mengakui karya Biofuel hasil dari pengamatan terhadap lingkungan sekitarnya. Ia mendapati, di ITS belum ada pengolahan sampah kemasan botol air mineral. Kemudian, Tami bersama empat anggota timnya tergerak menciptakan alat yang dapat mengolah limbah sampah tersebut menjadi bahan bakar minyak.
“Awalnya limbah plastik dicacah menjadi potongan-potongan kecil. Kemudian cacahan tersebut diproses dengan metode pirolisis,” terangnya melalui siaran pers, Jumat (9/12).
Ia menjelaskan, pirolisis merupakan proses dekomposisi bahan anorganik melalui proses pemanasan. Hasil dari proses pirolisis ini adalah liquid fuel atau bahan bakar minyak.
Liquid fuel inilah yang nantinya dikomposisikan dengan hasil fermentasi bioetanol dari eceng gondok menjadi bahan bakar minyak yang beroktan tinggi. “Kami komposisikan sedemikian rupa agar mirip dengan nilai oktan bensin. Yaitu 90 persen bioetanol dan 10 persen liquid fuel,” jelas Tami.
Inovasi ini telah berhasil memboyong dua piala juara satu dari dua ajang Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berbeda. Keduanya yakni Lomba KTI Bio Fest yang diselenggarakan oleh Departemen Biologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dan Lomba KTI Environment Festival oleh Departemen Teknik Lingkungan Universitas Airlangga, belum lama ini.
Ke depannya, Tami berharap dapat mempresentasikan karya terbaiknya ini di konferensi internasional. “Target terdekat adalah ajang Call for Paper di Hokkaido, Jepang,” harapnya optimistis.