Selasa 07 Feb 2017 07:55 WIB

Nilai Kepahlawanan Martha Christina Tiahahu

Martha Christina Tiahahu
Foto: Indonesia-Tourism.com
Martha Christina Tiahahu

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Guru besar Unpatti Ambon Prof Mus Huliselan  mengatakan, nilai kepahlawanan Martha Christina Tiahahu masih tetap penting sampai saat ini dan bisa menjadi panutan.  Di antaranya semangat rela berkorban, keadilan dan kemanusiaan, saling percaya, kerja keras jujur, dan tidak mementingkan diri sendiri.

"Hanya saja, meski sudah menjadi pahlawan nasional, tetapi Martha Christina tidak mendapat tempat yang semestinya. Tapi kita harus bangga terhadap Martha Christina Tiahahu karena mengambil peran ayahnya, untuk memimpin perjuangan," kata Prof Mus di Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Maluku, Senin (6/2), seperti disampaikan dalam keterangan pers.

Sementara itu, dosen Fakultas Ekonomi Unpatti Ambon Dr Maryam Sangadji, masa Martha Christina menuntut adanya perjuangan dalam peperangan untuk membebaskan rakyat dari kemiskinan, penindasan dan ketidakadilan yang ada. Martha Christina membuktikan bisa melakukan semua itu dengan pengorbanan yang sangat besar.

Namun, generasi saat ini dihadapkan dengan tantangan yang tidak kalah berat dan semua itu harus dijawab secara tepat. "Tantangan kita bagaimana melawan kemiskinan yang ada. Sesuai data, Maluku berada pada posisi empat besar yang masuk kategori provinsi miskin. Ini menuntut peran kaum perempuan, karena perempuan merupakan kelompok pengangguran yang lebih besar. Meski ada fakta angka harapan hidup perempuan sangat baik di Maluku," katanya.

Dia mengharapkan, kaum perempuan mengambil peran sehingga bisa bersama-sama memberantas kemiskinan yang ada di Maluku. Hal itu hanya bisa dilakukan bila kaum perempuan memiliki sikap yang sama dengan Martha Christina Tiahahu untuk menjawab persoalan penjajahan pada masanya.

Senada diungkapkan Kepala Pusat Kajian Perempuan Unpatti Ambon Non Sahusilawane. Menurutnya Martha Christina membuktikan kalau kaum perempuan mampu untuk mengambil peran penting dalam masa kritis sehingga tidak ada alasan bagi kaum perempuan untuk tidak mendapat perlakuan yang sama.

"Ada berbagai kenyataan, dimana kaum perempuan memiliki kemampuan yang tidak kalah dengan kaum perempuan. Hanya saja, kaum perempuan belum mendapat perlakuan yang sama dalam berbagai bidang," katanya.

Sahusilawane mengatakan, masih ada keengganan untuk memberikan posisi strategis kepada kaum perempuan dalam berbagai bidang kehidupan. "Perempuan itu jauh lebih tangguh dan semua memiliki gelar MSI, master segala ilmu. Kalau perempuan memiliki kemampuan, maka selayaknya untuk mendapat kesempatan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement