REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali mewakili Indonesia untuk tampil dalam kontes robot internasional di Trinity College Amerika Serikat. Sebanyak tiga tim diturunkan untuk berkompetisi di kategori robot pemadam kebakaran bertajuk Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest (TCFFHRC) tersebut. Ketiganya, tim Dome_Mu, Tim Unmuh Malang, dan Tim InaMuh.
Diutusnya UMM mewakili Indonesia dalam ajang tersebut merupakan kelanjutan dari perlombaan Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI). UMM berhasil meraih juara satu sekaligus penghargaan desain dan artistik terbaik dalam gelaran tahun lalu tersebut.
“Sebanyak lima mahasiswa dan dosen pembimbing akan berangkat ke Amerika pada 29 Maret 2017 nanti,” jelas Ketua Rombongan Ir. Alik Ansyori Alamsyah dalam keterangan pers diterima Republika.co.id, Senin (27/3).
Selain Alik Ansyori, empat orang lainnya yang ikut rombongan yaitu Ir. Muhammad Irfan, M.T. sebagai pembimbing, serta Ikhlal Aldhi Wijaya, Imam Fatoni dan Salis Muchtar Fadhilah sebagai perwakilan dari setiap tim.
Robot UMM disebut memiliki beberapa keunggulan dilihat dari beberapa aspek. Dari segi desain, kata Alik, robot UMM memiliki dimensi yang sangat kecil jika dibandingkan robot lain. Alik menjelaskan, dengan dimensi yang kecil, robot UMM akan dengan mudah menghindari halangan yang berada dalam arena.
“Setiap tahunnya robot UMM selalu mendapatkan penghargaan desain terbaik karena dimensi yang kecil itu,” ujar Alik .
Pada kompetisi TCFFHRC nanti, misi yang harus dilakukan adalah mencari dan memadamkan api lilin di arena lapangan. Robot yang paling cepat memadamkan lilin akan dinyatakan sebagai pemenang. “Dengan kecepatan robot yang sudah teruji pada KRI 2016, di perlombaan internasional ini robot UMM optimis akan menjadi yang tercepat lagi,” ujar Alik.
Dalam hal ketepatan, robot yang akan dilombakan selama satu minggu (1-7 April 2017) tersebut dibekali dengan delapan sensor ultrasonik dan dua sensor infra merah sebagai sensor jarak. Sepuluh sensor ini dibekali agar mudah mendeteksi posisi lilin dan dapat menjangkaunya dengan cepat.
Selain itu, robot UMM juga dibekali sensor flame UVTRON-R9454 untuk mendeteksi api lilin. Sensor ini disebut sangat baik karena hanya menangkap cahaya UV dengan jangkauan spectrum 185 Nanometer (nm) sampai 260 nm, dimana jangkauan itu hanya dimiliki oleh gas api. “Artinya robot UMM nantinya tidak akan salah dalam mendeteksi api lilin yang ada,” ungkap Alik saat pelepasan tim bersama Rektor UMM Fauzan.