REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memerintahkan kepada seluruh pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) untuk melakukan upaya-upaya strategis dalam mencegah berkembangnya faham ekstrem dan radikal di kampus. Menurutnya, keberadaan PTKIN yang terus berkembang harus dipastikan steril dari masuknya faham yang ingin mengubah dasar negara.
Lukman mengapresiasi, Deklarasi Aceh yang disampaikan pimpinan PTKIN pada 26 April lalu. Dia meminta, deklarasi tersebut ditindaklanjuti dengan langkah-langkah konkrit. "Deklarasinya mesti ditindaklanjuti dengan langkah konkrit agar pesannya bisa dipahami seluruh civitas akademika dan terimplementasi di kampus," ujar Lukman di Jakarta, Kamis (04/05).
Menurutnya, setidaknya ada tiga hal yang bisa dilakukan. Pertama, menjadikan moderasi Islam sebagai gerakan segenap civitas akademika kampus. "PTKIN mempunyai modal cukup dalam hal ini. Sebab, diskursus pemikiran keislaman berkembang baik sehingga tinggal didorong agar moderasi bisa menjadi gerakan bersama," ucapnya.
Kedua, memperkuat wawasan kebangsaan mahasiswa dan civitas akademika kampus. Selain sesi-sesi perkuliahan, upaya ini bisa dikemas dalam ragam aktivitas positif yang dapat mencegah secara dini berkembangnya paham ekstrem yang tidak sesuai dengan nilai moderasi Islam serta Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Ketiga, memperketat proses seleksi dan rekrutmen, baik mahasiswa, tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan. Komitmen keislaman dan kebangsaan yg inklusif harus menjadi indikator utama untuk memastikan mereka yang akan direkrut adalah orang-orang yang berkomitmen kepada persatuan dan kesatuan bangsa.
“Saya minta, agar rekruitmen dosen di fakultas agama maupun umum, dan tenaga kependidikan lainnya, benar-benar diseleksi dengan ketat terkait paham dan komitmennya terhadap nilai-nilai keislaman dan kebangsaan,” ujarnya.
Sebelumnya 55 pimpinan PTKIN seluruh Indonesia bersepakat menolak segala bentuk paham intoleran, radikalisme, dan terorisme yang membahayakan Pancasila dan keutuhan NKRI. Kesepakatan ini tertuang dalam Deklarasi Aceh yang dibacakan Ketua Forum Pimpinan PTKIN se-Indonesia, Dede Rosyada di hadapan Menag Lukman dan ribuan mahasiswa dan masyarakat yang menghadiri Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) VIII 2017 di UIN Ar Raniri Aceh, pada 26 April 2017 lalu.
“Transformasi PTKIN harus diikuti dengan penguatan semangat kebangsaan dan moderasi Islam, bukan justru sebaliknya,” katanya.