REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), Indri Hermawan bersama Liana Fauzia dan Annis Rosyidah berhasil meraih juara 1 kategori kajian umum Lomba Karya Tulis Mahasiswa Nasional yang diselenggarakan di Universitas Hasanuddin, Makassar.
Lomba karya tulis mahasiswa ini merupakan upaya untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi mahasiswa dalam menghasilkan karya ilmiah kreatif serta inovatif untuk kepentingan bangsa dan negara. Khususnya dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) Kemaritiman.
Siaran pers IPB yang diterima Republika.co.id, Jumat (23/6) menyebutkan, peserta even ini adalah mahasiswa dari universitas di seluruh Indonesia. Tidak kurang dari 200 tim terdaftar dalam kompetisi ini. Terdapat tiga kategori yang dilombakan dalam kegiatan ini yaitu, kategori Kajian Pesisir, Kajian Kelautan dan Umum.
“Saya dan tim mengikuti lomba kategori kajian umum. Peserta berasal dari UGM, UB, UNY, Universitas Sebelas Maret, Universitas Hasanudin, Universitas Sumatera Utara, Jambi, dan ada teman kompetisi dari IPB juga. Total tim lawan kami dalam 1 kategori yang masuk tahap final ada 15 tim,” tutur Liana.
Tim yang diketuai oleh Indri Hermawan ini mengangkat ide tentang inovasi mie berbahan baku lokal dan free gluten. Inovasi mie free gluten yang memanfaatkan bahan baku lokal yaitu tepung mocaf (singkong), tepung ikan lemuru dan tepung rumput laut.
Peningkatan konsumsi mie di Indonesia yang semakin tinggi membuat impor gandum semakin meningkat karena gandum bukan tanaman asli Indonesia. Mereka mencoba menggagas bagaimana mengurangi impor dan memanfaatkan potensi lokal yang belum dimanfaatkan secara optimal.
“Hasil pertanian di Indonesia sangat bagus tetapi pemanfaatan menjadi produk yang inovatif belum optimal. Inspirasi ide sebenarnya adalah melihat konsumsi mie instan yang semakin tinggi karena gaya hidup masyarakat yang semakin ingin praktis dan instan serta saya sendiri juga penggemar mie instan,” ujarnya.
Kelebihan dari inovasi ini terciptanya inovasi pangan berbahan baku dari pertanian lokal dengan membaca peluang pasar dan pola konsumsi masyarakat. Penggunaan teknologi tepat guna yang efisien dan mudah diaplikasikan dalam pembuatan mie instan juga merupakan nilai tambah inovasi. Dengan ide inovasi tersebut, mereka menjadi juara 1 dalam kompetisi ini.
“Kunci utama perjuangan kami adalah kekompakan tim dan saling memback-up. Kegiatan kuliah saat itu padat sehingga banyak waktu istirahat dan kesibukan lain yang kita sisihkan agar dapat fokus persiapan ke Makassar. Intinya adalah asal kita mau memperjuangkan sesuatu hal dengan doa dan usaha maksimal insyaAllah hasilnya akan mengikuti. Persaingan di event ini sangat ketat dan kompetitif karena teman kompetitor kami juga kemampuannya sudah tidak diragukan lagi. Tapi Alhamdulillah tim kami bisa memberikan yang terbaik,” papar Liana.