REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Jurnal TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta ditetapkan sebagai jurnal terbaik Indonesia pada malam apresiasi Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-22 yang digelar di Makassar (10/8).
Posisi terbaik kedua adalah Gadjah Mada International Journal of Business (GamaIJB). Hasil ini didapatkan sesuai dengan penilaian dari Science and Technology Index (SINTA) sebuah portal yang memiliki konten penilaian-penilaian prestasi ilmu pengetahun dan teknologi.
Wakil Rektor III, Dr Muchlas, menyampaikan, dalam beberapa minggu ini ada dua hal yang diraih oleh UAD di kancah nasional, yakni penghargaan kekayaan intelektual terkait dengan SINTA dan jurnal TELKOMNIKA yang diterbitkan oleh Teknik Elektro sebagai jurnal terbaik Indonesia. Jurnal ini terindeks Scopus sejak 2013.
SINTA merupakan salah satu portal yang diresmikan oleh Kemenristek Dikti untuk difungsikan sebagai portal pengindeks nasional. Pengembangnya ada tujuh orang, tiga di antaranya dari UAD, yakni Tole Sutikno, Ali Tarmuji, dan Herman Yuliansyah.
Tole, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Lembaga Publikasi dan Penerbitan Ilmiah (LPPI) UAD menerangkan pentingnya akademisi dan praktisi Indonesia tidak lagi tergantung dengan sistem pengidex dari luar negeri. Ia menginginkan Indonesia memiliki pengindex sendiri yang mampu bersaing dan mendunia.
Terkait dengan TELKOMNIKA, Ia tidak menyangka jurnal yang terbit sejak 2003 ini mampu menjadi yang terbaik dan mengungguli beberapa jurnal dari perguruan tinggi negeri (PTN). “Di saat-saat terakhir penilaian, alhamdulillah berkat usaha dan kerja keras tim selama ini sehingga dianugerahi sebagai yang terbaik," ujar Tole dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (31/8).
Penulis yang berkontribusi dalam Jurnal TELKOMNIKA berasal dari beberapa benua dan negara-negara seperti Italia, Inggris, Irlandia, Jerman, China, Aljazair, Mesir, Arab, Jordan, Pakistan, Bangladesh, Myanmar, Meksiko, Kolombia, Australia, dan beberapa lainnya. Di kancah internasional, jurnal dari UAD ini masuk kuartil 3 dari 1 s/d 4 kuartil. Kuartil 1 merupakan yang terbaik.
Ada empat aspek yang menjadi pertimbangan agar sebuah tulisan termuat di TELKOMNIKA, yang pertama kualitas, aspek sebaran, pertimbangan sub disiplin ilmu yang dikembangkan, dan relevansi. Terkait dengan relevansi, misalnya sesuai atau tidaknya dengan tema, pembaca, dan beberapa hal lainnya. Dalam satu tahap penerbitan, naskah yang masuk mencapai 400, sedangkan yang dapat diterbitkan sebanyak 50 tulisan.
Dosen Teknik Elektro ini menyampaikan, apa yang diperolehnya saat ini adalah berkat kerja sama tim dan dukungan dari berbagai pihak yang terus memberikan motivasi untuk memajukan jurnal yang ada di UAD. “Pertama yang harus dilakukan adalah menyukai jurnal, kemudian mengajak dosen muda untuk bergabung. Biasanya yang muda masih memiliki spirit tinggi,” papar Tole.
Selain TELKOMNIKA, ada beberapa jurnal UAD yang terindex nasional seperti HUMANITAS, EDULEARN, PHARMACIANA, dan Buletin Electrical and Enginering. WR III UAD, Muchlas mengharapkan dengan terpilihnya TELKOMNIKA sebagai jurnal terbaik se-Indonesia 2017 akan menjadikan UAD universitas yang leading di sektor jurnal.