REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pengguna internet Indonesia ternyata menjadi salah satu yang terbesar di dunia. eMarketer memperkirakan pengguna internet Indonesia akan mencapai 112 juta orang mengalahkan Jepang di peringkat kelima yang pertumbuhan jumlah pengguna internetnya lebih lamban.
Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) hampir 80 persen pengguna internet Indonesia didominasi generasi muda. Gelombang generasi millenial tak bisa dipungkiri menjadi ujung tombak penetrasi internet di Indonesia.
Suburnya pengguna internet Indonesia menjadi peluang sekaligus ancaman bagi Indonesia. Salah satunya generasi millenial yang menjadi pengguna internet terbesar Indonesia.
Presiden Direktur Indoguardika Cipta Kreasi (ICK) Agung Setia Bakti mengatakan pemerintah perlu memberikan kesadaran keamanan informasi dan komunikasi kepada generasi millenial sedini mungkin. Salah satu contoh implementasinya tidak menampilkan informasi-informasi bersifat pribadi di sosial media.
"Membiasakan menaruh file yang sifatnya pribadi di tempat penyimpanan online gratis juga sangat berbahaya," kata Agung di stand teknologi antisadap ICK, dalam pameran sains dan teknologi pancasila di Gelanggang Olah Raga Universitas Negeri Yogyakarta (GOR UNY), Kamis (5/10).
Agung mengatakan keikutsertaan ICK dalam pameran sains dan teknologi pancasila menjadi tanggung jawab moral untuk melakukan edukasi dan mendorong generasi millenial agar peduli terhadap keamanan dirinya di dunia maya. Lebih lanjut, Agung berharap kedepan generasi millenial bisa menjadi garda terdepan untuk menjaga kedaulatan informasi bangsa.
Pameran kali ini ICK memboyong beberapa produk enkripsi dalam bentuk perangkat lunak dan keras untuk menunjukkan kepada generasi muda bangsa bahwa teknologi antisadap Indonesia berkualitas dan tidak kalah dengan produk asing. Produk antisadap yang dipamerkan ICK diantaranya SMS Guard, Voice Guard, Chat Guard, Email Guard, VPN Guard, Radio Guard, TiO Guard dan IndoSign.
Pengunjung pameran, Wisnu Adi (16 tahun) mengatakan baru kali ini mengetahui dan melihat secara langsung teknologi antisadap karya anak bangsa. Wisnu menggelengkan kepalanya dan merasa tidak percaya jika ternyata Indonesia mampu membuat alat antisadap sendiri.
"Sungguh luar biasa. Saya merasa sangat bangga," kata Wisnu sambil menganggukkan kepalanya.
Kebanggaan juga ditunjukkan Dian Ayu (19 tahun) saat mencoba pengalaman berkomunikasi menggunakan Radio Guard. Menurutnya pengoperasian radio ini sangat mudah. Tinggal tekan mode aman atau tidak aman. Mode aman untuk komunikasi bebas sadap. Mode tidak aman dapat digunakan untuk komunikasi dengan HT lain pada frekuensi yang sama.
"Semoga kedepan dapat lebih berkembang lagi dan dapat bersaing dengan negara lain," ujar Ayu.