REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Rektor Universitas Amikom Yogyakarta, Suyanto, menilai para lulusan akan menghasilkan lebih banyak pekerja lain ketika menjadi wirausaha, dibanding hanya bekerja sebagai pegawai.
"Kalau kita bandingkan, satu entrepreneur bisa menciptakan 1.000 lapangan kerja, kalau bekerja cuma satu lapangan kerja yang dihasilkan," kata Suyanto, beberapa waktu lalu.
Saat ini, ia menerangkan, Universitas Amikom Yogyakarta baru mencapai angka 82 persen yang didapat dari capaian lulusan-lulusannya selama tiga bulan terakhir. Dan, lanjut Suyanto, 21 persen dari angka itu, lulusan-lulusan Universitas Amikom Yogyakarta sudah mampu menjadi wirausaha.
"Makanya, setiap semester hampir selalu ada mata kuliah entrepreneur (wirausaha), sebelum itupun ada kuliah jiwa entrepreneur," ujar peraih Tokoh Perubahan Republika 2016 tersebut.
Dalam pembelajaran, ia menekankan, para mahasiswa harus memiliki kepercayaan diri, sikap positif, motivasi tinggi, empati, dan memiliki keterampilan sosial. Mulai semester satu, mahasiswa diajarkan untuk bisa menjual foto-foto secara daring (online) ke seluruh dunia, searah jalur wirausaha Amikom yang mengarah ke seluruh dunia.
Suyanto melanjutkan, untuk semester dua, mereka mulai diajarkan menjual desain-desain, dan baru di semester ketiga anak-anak dijarkan menjual video-videonya ke seluruh dunia. Setelah itu, mahasiswa-mahasiswa Amikom akan mendapatkan mata kuliah pasar elektronik dan bisnis elektronik.
"Misalnya di kelas saya, ada mahasiswa-mahasiswa yang sudah berpenghasilan 1.100-3.400 dolar, nah kalau sudah seperti itu biasanya setelah lulus ia akan jadi entrepreneur atau yang sekarang disebut netpreneur," kata Suyanto.
Secara kurikulum, ia mengungkapkan, sistem yang diterapkan merupakan gabungan seperti pelatihan motivasi capaian yang dikombinasikan dengan kecerdasan spiritual. Menurut Suyanto, bila nilai-nilai itu disatukan, pencapaian yang diinginkan lulusan-lulusan Amikom tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi orang banyak.