REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Kadarsah Suryadi beranggapan, banyaknya sekolah yang tidak mengisi data ke Pangkalan Data Siswa dan Sekolah (PDSS) karena sekolah mulai berpikir realistis. Artinya, saat ini rata-rata sekolah sangat mempertimbangkan peluang lolos atau tidaknya siswa melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2018.
"Mungkin sekolah-sekolah itu sering gagal meloloskan siswanya melalui jalur SNMPTN, makanya sekarang berpikir realistis, daripada harus mengisi PDSS tapi susah atau bahkan tidak lolos," kata Prof Kadarsah, Selasa (13/2).
Sementara itu, menurut dia, minimnya partisipasi sekolah asal Jawa Barat dalam pengisian PDSS pun tidak akan berpengaruh terhadap upaya kampus menjaring calon mahasiswa baru. Sebab, daya tampung di semua PTN, termasuk ITB, sangat terbatas.
"ITB menyediakan 60 persen kursi untuk jalur SNMPTN dari total kuota 3.960 mahasiswa baru. 40 persen lainnya untuk SBMPTN, kami tidak akan membuka jalur seleksi mandiri," kata Kadarsah.
Sebanyak 7.649 sekolah di seluruh Indonesia dipastikan tidak mengikuti SNMPTN tahun 2018. Sebab, hingga pukul 23.59 WIB Senin (12/2) malam tadi, ribuan sekolah tersebut tidak mengisi data ke dalam Pangkalan Data Siswa dan Sekolah (PDSS). Tercatat, sekolah terbanyak yang tidak mengisi data ke dalam PDSS untuk SNMPTN 2018 tetap ditempati Jawa Barat dengan jumlah 1.318 sekolah.