REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Toyota menggelar konferensi internasional tentang kualitas udara, pada 27-28 Februari di Aula Barat ITB. Konferensi ini bertemakan Energy and Sustainable Transport For Better Air Quality.
Ketua panitia konferensi internasional Profesor, Puji Lestari, mengatakan, kualitas udara di Indonesia dipengaruhi oleh pertumbuhan dan aktivitas penduduknya. Pulau Jawa menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang polusi udaranya cukup tinggi.
"Polusi udara berasal dari pertumbuhan penduduk dan konsumsi energi yang tinggi dan juga dari emisi kendaraan. Pulau jawa paling tinggi karena banyak populasi dan aktivitas ekonominya," kata Puji di Aula Barat ITB, Selasa (27/2).
Konferensi internasional ini dikatakannya menjadi ajang untuk menambah wawasan mengenai kualitas udara serta berbagi pengalaman di masing-masing negara yang menjadi peserta seperti Thailand, Jepang, India. Sehingga bisa diperoleh solusi untuk mengatasi tantangan terkait polusi udara ke depannya.
Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni, dan Komunikasi Miming Miharja mengatakan teknologi transportasi dan energi terbarukan merupakan satu kesatuan yang penting dalam menjaga kualitas udara. Sebab udara menjadi komponen penting dalam kehidupan manusia.
"Polusi udara adalah masalah serius di dunia terutama kota-kota besar. Pertumbuhan industri dan transportasi jadi penyumbang besar polusi udara," ujar Miming saat menyampaikan sambutannya.
Ia pun berharap konferensi internasional ini bisa menghasilkan solusi-solusi menghadapi tantangan menjaga kualitas udara. Nantinya hasilnya bisa menjadi bahan masukan kepada pemerintah terkait penanganan polusi udara.
Dalam konferensi ini hadir sebagai pembicara, yakni Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian Harjanto yang memaparkan upaya menekan gas emisi dari industri otomotif. Selain itu perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan pemerintah DKI Jakarta.