Selasa 08 May 2018 21:30 WIB

Wow, Mahasiswa Fikom Unpad tak Wajib Buat Skripsi

Mahasiswa dapat membuat karya yang dipublikasikan di media terbarukan,

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Kampus Unpad. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Kampus Unpad. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjadjaran (Unpad) membuat terobosan kebijakan baru. Yakni, Fikom memberi pilihan pada mahasiswa tak wajib membuat skripsi, tapi bisa memilih hanya mengerjakan tugas akhir. Artinya, mahasiswa memilih tak membuat skripsi tersebut bisa menggantinya dengan tugas akhir membuat sebuah karya.

 

“Kami ingin memberi pilihan untuk mengerjakan tugas akhirnya. Selain sekripsi tapi juga karya. Ada dua pilihan bagi mahasiswa untuk tugas akhir. Mahasiswa dapat memilih membuat skripsi atau karya," ujar Dekan Fikom Unpad, Dadang Rahmat Hidayat kepada wartawan, Selasa (8/5).

 

Dadang mengatakan, karya itu kemudian harus dimasukkan ke dalam jurnal nasional yang terakreditasi. Selain itu, karya mereka yang dimasukkan ke jurnal tetap harus dipresentasikan di dalam sidang tugas akhir. Hanya bentuknya lebih sederhana. Selain itu, mahasiswa pun tetap harus mengikuti bimbingan sehingga menghasilkan karya dalam jurnal ilmiah. Jurnal tersebut akan diadopsi dan diakui sebagai skripsi. 

 

“Nilainya pasti A, karena artikel ilmiah merupakan titik kulminasi dalam riset dan sudah direalisasikan. Kebijakan ini diharapkan bisa terrealisasi tahun ini," kata Dadang seraya mengatakan pendidikan memang membutuhkan inovasi.

 

Dadang mencontohkan, mahasiswa dapat membuat karya yang dipublikasikan di media terbarukan, seperti di youtube. Layaknya jurnal, di media terbarukan juga dapat dilihat review dan penontonnya. 

 

“Menurut kami ini menarik. Kami tengah mengkaji hasil riset tidak hanya di jurnal ilmiah yang konvensional," katanya.

 

Dadang menjelaskan, saat ini pihaknya juga mendorong publikasi karya ilmiah di media populer dengan tetap menggunakan kaidah ilmiah. Jadi, karyanya tidak hanya dalam bentuk tekstual, tapi dengan adanya media terbarukan, karya ilmiah dapat dilihat secara visual.

 

Selain tugas akhir, kata dia, inovasi yang dilakukan lainnya adalah dalam bentuk perkuliahan. Misalnya, mahasiswa tidak perlu lagi mengikuti proses perkuliahan hingga 16 pertemuan. Mahasiswa diberikan pilihan untuk membuat artikel sesuai dengan mata kuliah dan dimuat di media. 

 

“Medianya tentunya harus yang terkenal. Bila artikel mahasiswa kemudian dimuat, harus diapresiasi dalam bentuk nilai. Karena dosen juga tidak mudah untuk memasukkan artikel hingga dimuat,” katanya.

 

Dadang pun? tidak khawatir kebijakan itu akan menimbulkan gejolak di kampus, sebab ini sifatnya pilihan. Jadi, tak menghalangi mahasiswa yang tetap memilih jalur konvensional untuk tugas akhir maupun proses pembelajaran.

 

Kebijakan tersebut, disampaikan Dadang kepada peserta seminar “Pendidikan Komunikasi Menuju Era Industri 4.0” yang diselenggarakan Ikatan Doktor Ilmu Komunikasi (IDIK) Unpad di Bale Rumawat Kampus Unpad Jalan Dipati Ukur, Senin (7/5).

 

Menurut Ketua Bidang III IDIK (Kerjasama, Media, dan Publikasi), Husnita, kegiatan seminar merupakan program IDIK. Karena, ia ingin memberika wawasan kepada para mahsiswa tentang komunikasi di era saat ini. "Pembicaranya menghadirkan praktisi dan akademisi bidang komunikasi,” kata Husnita.

 

Dalam kesempatan tersebut, IDIK juga melaunching website miliki IDIK. Husnita berharap, website ini bisa memberi informasi kepada semua masyarakat. Selain itu, website ini pun akan mem publish berbagai hasil penelitian dan karya ilmiah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement