Sabtu 23 Jun 2018 03:35 WIB

Mahasiswa UGM Kembangkan Bisnis Ayam Kambro

Pengembangan ayam Kambro diharap mengurangi ketergantungan impor daging-telur ayam.

Aktivitas penjual daging ayam potong di los daging Pasar Bandarjo, Ungaran.
Aktivitas penjual daging ayam potong di los daging Pasar Bandarjo, Ungaran.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang tergabung dalam kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan Yamku Rombe Gama Ayam mengembangkan bisnis ayam kambro (kampung broiler). Bisnis ini dipasarkan dengan merek Yamku Rombe.

"Ayam kambro memiliki kualitas unggul. Kami menginisiasi pemasaran ayam kambro untuk mengurangi ketergantungan impor daging ayam, telur ayam maupun day old chicks (DOC)," kata anggota kelompok PKM Kewirausahaan Yamku Rombe Gama Ayam I Wayan Swarautama Mahardhika di Yogyakarta, Jumat (22/6).

Menurut dia, ayam kambro atau disebut juga ayam F1 Broiler memiliki karakteristik unggulan yang didapatkan dari sifat induknya. Dalam jangka panjang, pengembangan ayam itu diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor daging ayam, telur ayam maupun DOC khususnya ayam pedaging.

 "Ayam yang dipasarkan secara luas merupakan ayam hibrida hasil perkawinan antara ayam kambro yang menghasilkan ayam F2 Broiler dengan kualitas yang sama seperti indukannya," katanya.

Ia mengemukakan, kambro merupakan nama galur yang diberikan pada ayam hibrida hasil persilangan ayam pelung blirik hitam dan ayam broiler strain Cobb 500 yang berhasil dibudidayakan oleh Gama Ayam Fakultas Biologi UGM.

Ayam kambro, menurut dia, unggul dari segi pertumbuhan karena dengan umur 7 pekan bobot ayam kambro bisa mencapai 1.175,02 gram, serta memiliki rasio femur atau paha dan tibia atau betis yang unggul dibandingkan ayam broiler dan ayam pelung.

"Pengukuran rasio femur atau paha dan tibia atau betis menjadi indikator penjualan ayam, karena rasio femur dan tibia yang tinggi didukung dengan warna kaki yang putih dan jengger merah menentukan seberapa tinggi nilai jual ayam, terutama ayam pedaging," katanya.

Selain itu, rasio konversi pakan (Feed Conversion Ratio, FCR) ayam kambro hanya 1,48. Artinya, untuk menghasilkan 1 kilogram daging, peternak hanya memerlukan 1,48 kilogram pakan.

Sebagai perbandingan, FCR ayam broiler strain CP 707 berumur 7 pekan mencapai 1,93 dengan bobot tubuh mencapai 2.715 gram, sementara FCR ayam kampung umur 10 pekan yang diberi pakan dengan kandungan protein 20 persen sebesar 2,27, sedangkan pemberian pakan dengan kandungan protein 22 persen memiliki FCR sebesar 2,19.

Ia mengatakan, untuk memperluas pemasaran, hingga saat ini Yamku Rombe telah menjalin kerja sama dengan beberapa pihak di antaranya Koperasi Mahasiswa Biologi UGM (Kopma Biogama), Burjo Sawargi, dan Plaza Agro Gadjah Mada. Pemasaran dilakukan dengan menggunakan leaflet, stiker, dan publikasi melalui media cetak dan daring.

"Selain untuk mencapai target penjualan, pemasaran dan publikasi juga dilakukan untuk mengedukasi dan menciptakan kesadaran masyarakat secara luas tentang kekayaan plasma nutfah Indonesia, salah satunya dari segi unggas yaitu ayam," katanya.

Selain Wayan, empat mahasiswa lain yang tergabung dalam kelompok PKM Yamku Rombe adalah Desiana Afifah, Faridatul Hidzroh, Nugroho Nofriarno, dan Burhan Amirudien.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement