REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meresmikan perpustakaan digital di Kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Jumat (13/7). Perpustakaan digital ini merupakan perpustakaan yang keseluruhan koleksinya dalam format digital yang disusun dalam arsitektur komputerisasi.
Nasir mengungkapkan, dalam era disrupsi teknologi seperti saat ini kecenderungan individu dalam mencari informasi mulai bergeser. Saat ini, informasi lebih mudah di dapat dalam bentuk digital, dan sudah tidak dalam bentuk fisik yang menyita banyak ruang.
"Kecenderungan orang membaca buku hard copy sudah berkurang, saat ini serba digital," ucap Nasir melalui pesan tertulis, Sabtu (14/7).
Nasir mengungkapkan dengan adanya perpustakaan digital, setiap individu dapat mengakses perpustakaan dari mana saja, tanpa harus datang ke perpustakaan. Dia berharap dengan adanya perpustakaan digital akan terjadi efisiensi, dan integrasi antarperpustakaan di berbagai perguruan tinggi.
Rektor UNY Sutrisna Wibawa mengatakan, tujuan utama dari didirikannya perpustakaan digital adalah meningkatkan akses koleksi perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan referensi penelitian dan pendidikan di lingkungan UN.Juga mendorong terciptanya konten digital dari sivitas akademika UNY dan dapat diakses oleh international.
"Perpustakaan digital mendukung riset yang dilakulan oleh dosen UNY dari berbagai sumber pustaka, sehingga para dosen dapat lebih produktif dalam menulis karya tulis ilmiah. Perpustakaan digital mendorong pengembangan jurnal dan update referensi internasional," ungkapnya.
Selain itu, Sutrisna mengungkapkan bahwa jumlah publikasi international dari UNY meningkat pesat dibanding tahun 2017. Ia optimistis dapat bersaing dengan perguruan tinggi lainnya.
"Jurnal publikasi international kami meningkat sangat tajam. Pada 2017 masih pada angka 100-an, sekarang sudah sampai 400-an dan kami terus dorong hal ini. Target kami akhir tahun ini bisa mencapai angka 1000. Selangkah demi selangkah kami mampu mengejar universitas lain," tutupnya.
Proyek perpustakaan digital didanai oleh IDB (Islamic Development Bank) dengan dana rupiah murni atau dana pendamping. Gedung-gedung yang dibangun dari hasil kerjasama UNY dan IDB saat ini sudah rampung 75 persen dan ditargetkan akan selesai pada akhir Agustus mendatang.