REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengembangkan "Gering" (Gelang Monitoring Tingkat Kelelahan Tubuh) untuk menekan serangan jantung. Inovasi tersebut dilatar belakangi informasi bahwa rata-rata 30 persen peristiwa kematian di seluruh dunia diakibatkan oleh serangan jantung setiap tahunnya.
Ketiga mahasiswa yang mengembangkannya adalah Elysa Nensy Irawan, Rivanul Luqman Pradana, dan Ulya Farahdina. Elysa saat ditemui di Surabaya, Senin (16/7), mengatakan inovasi ini bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ITS.
Nensy yang merupakan ketua tim PKM mengatakan Gering didesain menyerupai gelang selebar 5 sentimeter yang dipasang pada pergelangan tangan agar mudah digunakan oleh pengguna ketika beraktivitas. Pada gelang ini terdapat tiga buah sensor yang digunakan.
"SHT11 untuk mendeteksi suhu tubuh, sensor oxymeterpulse untuk mendeteksi denyut nadi, dan sensor MAX30100 untuk mendeteksi kadar oksigen, serta LED (Light Emitting Diodes)," jelasnya.
Hasil pembacaan dari sensor-sensor tersebut, menurut dia, akan diolah menggunakan "Neural Network" yang terintegrasi dalam android untuk pengklasifikasian data menjadi normal, lelah, serta sangat lelah.
Data yang terukur oleh sensor dapat ditampilkan pada aplikasi android bernama GeringApp.
Selain itu, kelebihan dari Gering sendiri adalah adanya GPS yang memungkinkan keberadaan pengguna dapat dipantau oleh kerabat pengguna.
"Karena serangan jantung bersifat mendadak, maka penting untuk menambahkan GPS agar kerabat dapat langsung mengetahui posisi penderita jika terdapat tanda-tanda serangan jantung," ujar mahasiswi Departemen Fisika tersebut.
Ia menambahkan bahwa apabila pengguna berada dalam kondisi sangat lelah, maka GeringApp akan menampilkan pemberitahuan bahaya dan mengirimkan pesan kepada nomor ponsel kerabat yang telah didaftarkan pada GeringApp.
"'Warning Notification' ini berisi data denyut nadi, suhu tubuh, kadar oksigen, dan lokasi pengguna," ucap gadis kelahiran Kediri tersebut.
Nensy berharap Gering dapat membantu pemerintah untuk meningkatkan angka kesejahteraan masyarakat dengan cara menekan angka kematian akibat serangan jantung.
"Juga semoga dapat membantu masyarakat untuk memonitoring kemampuannya dalam melakukan aktivitas, sehingga kesehatan jantungpun tetap terjaga dan dapat mengurangi biaya pengecekan medis berkala yang selama ini mahal," lanjutnya.