REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mahasiswa Program Studi Doktor Teknik Kimia ITB berhasil membuat penelitian tentang membran penukar ion heterogen.Membran penukar ion ini bisa digunakan untuk produksi air ultramurni, pembangkit energi listrik fuel cell, dan penyimpanan energi.
Penelitian ini dilakukan oleh Khoiruddin, yang sekaligus menjadi disertasinya untuk program Doktor Teknik Kimia. Penelitian ini berhasil dipertahankan dalam Sidang Terbuka Sekolah Pascasarjana ITB di ruang Galeri program studi Teknik Kimia, Jumat (6/7).
"Membran penukar ion yang kami kembangkan ini memiliki karakteristik pemisahan yang cukup baik, proses fabrikasinya juga relatif sederhana, dan dibuat dari material yang murah dan banyak tersedia di pasaran, seperti PVC," kata Khoiruddin, melalui keterangan tertulis, Kamis (19/7).
Membran penukar ion merupakan lapisan semi-permeabel yang dapat melewatkan komponen ionik. Ia berharap penelitian ini tidak hanya dapat menghasilkan membran yang baik, tetapi juga murah. Sebab saat ini belum ada industri di Indonesia yang membuat membran jenis ini.
"Kedepannya, membran penukar ion dapat berperan dalam bidang penyimpanan energi, contohnya redox flow battery," lanjut dia.
Redox flow battery merupakan salah satu jenis baterai yang andal dan mampu menyimpan energi lebih lama dibanding jenis baterai lainnya. Baterai jenis ini mampu menyimpan energi dalam skala sedang hingga besar dengan memanfaatkan sistem elektrokimia. Energi yang diperoleh disimpan dalam dua jenis larutan elektrolit yang dipisahkan oleh membran penukar ion.
Penelitian tentang membran penukar ion ini dilakukan sejak 2014. Selama melakukan penelitian, kata Khoiruddin, tak ada kendala berarti. Hanya beberapa kendala teknis saja yang harus dihadapi seperti pembuatan alat uji dan keterbatasan alat lainnya.