Selasa 24 Jul 2018 08:54 WIB

YARSI Gelar Program World Class Professor

YARSI mengundang profesor farmakologi dari Korea.

Syukuran akreditasi A Universitas YARSI.
Foto: yarsi
Syukuran akreditasi A Universitas YARSI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fakultas Kedokteran Universitas YARSI kembali memperoleh akreditasi A. Sebagai salah satu bentuk syukur, YARSI menggelar world class university professor.

Dekan FK Universitas YARSI Rika Yuliwulandari menjelaskan koleganya Jae Gook Shin datang ke Indonesia melalui program World Class Professor yang diselenggarakan sebagai hibah Ditjen Sumber Daya IPTEK Dikti, Kementerian Ristek Dikti kepada Universitas YARSI, yang secara prestisius mampu dimenangkan tim peneliti dari Universitas YARSI.

Untuk  bisa berpartisipasi dalam Program World Class Professor ini, kata Rika, tentu saja profesor yang diundang  harus profesor kualifikasi high level. Dia menyebut Prof Shin telah mengantongi H index scopus lebih dari 50. Prof. Jae Gook Shin, seorang profesor di bidang Farmakologi Klinis dari Inje University, juga Direktur Pusat Riset farmakologi dan Direktur Clinical Trial Centre Busan Paik Hospital, Inje University, Korea.

"Selain itu di Indonesia yang jarang adalah profesor dengan perolehan H index scopus di atas 50. Jadi kedatangan Prof Shin, sangat berarti dan berharga bagi YARSI," ujar Rika yang juga Ketua Peneliti Program World Class Professor ini di Kampus FK YARSI, Jakarta (23/7).

Tujuan program ini, lanjut dia, adalah untuk meningkatkan publikasi Ilmiah regional dan internasional bereputasi tinggi yang dilakukan oleh para peneliti di YARSI. Salah satu untuk mencapainya dengan menjalin kerja sama dengan institusi-institusi di luar negeri yang berkualifikasi high range dengan mengundang profesor-profesor yang produktif.

Kolaborasi dengan Inje University melalui Prof Shin diharapkan meningkatkan mutu publikasi dan kualitas penelitian maupun kualitas dosen maupun peneliti itu sendiri. Rika menyebut Program World Class Professor ini dihelat selama satu pekan di bulan Juli dan satu pekan lagi di bulan September mendatang.

Melalui program ini, peneliti di Indonesia dapat mengundang leading professor kelas dunia untuk meningkatkan dan mengembangkan penelitian di universitas yang menjadi home base-nya. Bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dilakukan misalnya perbaikan kualitas artikel joint publication untuk jurnal internasional, melaksanakan joint supervision, mengembangkan program double degree dan sejenisnya, menjadi peer review untuk jurnal internasional yang diterbitkan di Indonesia.

Program ini juga memungkinkan dilakukannya penelitian bersama dengan dosen atau peneliti senior di perguruan tinggi dalam negeri, menjadi pembimbing dan penguji eksternal mahasiswa S3, menjadi dosen tamu atau peneliti tamu, menjadi pembicara pada pertemuan-pertemuan ilmiah dan menjadikan jurnal nasional menjadi jurnal internasional.

Rektor YARSI Susi Endrini berharap capaian terbaik Fakultas Kedokteran ini linear dengan visi dan misi  Universitas YARSI yang berkomitmen menjadikan sebagai World Class University.

"Maka setelah diproklamirkan untuk mencapai World Class University, para stakeholder mau tak mau harus berkompetisi di ranah akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat. Jadi lengkap, mulai Prodinya, hasil penelitian, hingga pengabdian ke publik berupa sarana dan prasarana RS YARSI, yang Insya Allah, awal Agustus ini akan dioperasikan," ucap dia.

Hingga saat sekarang Universitas YARSI telah memiliki beberapa pusat riset yakni genomic research center, herbal research center, stem cell research center, telomere and aging research center, halal research center dan e-health research center

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement