Rabu 01 Aug 2018 14:36 WIB

UMY Lepas 27 Mahasiswa KKN Internasional ke Filipina

Kelompok KKN Internasional tersebut resmi dilepas oleh rektor UMY.

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Yusuf Assidiq
UMY kembali melepas 27 mahasiswa KKN Internasional ke Davao, Filipina. Salah satu program yang dilakukan adalah terkait pengembangan ekonomi krearif.
Foto: Dok UMY
UMY kembali melepas 27 mahasiswa KKN Internasional ke Davao, Filipina. Salah satu program yang dilakukan adalah terkait pengembangan ekonomi krearif.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Bagi Indonesia dan Filipina, keberadaan belasan ribu warga keturunan Indonesia yang disebut PIDs (Persons of Indonesian Descent), yang sudah turun-temurun tinggal di kawasan Davao Filipina Selatan tanpa memiliki kewarganegaraan, merupakan fenomena unik dan problematika pelik bagi kedua negara. Komunitas tersebut jelas membutuhkan perhatian, santunan, dan pemberdayaan baik dari segi pemahaman sebagai warganegara, kondisi sosial ekonomi, maupun identitas kebudayaannya sebagai keturunan Indonesia.

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebagai sebuah institusi dengan kewajiban Tridarma Perguruan Tinggi, terutama dharma ketiga yakni pengabdian masyarakat, berusaha memberikan solusi untuk problem ini dengan menerjunkan mahasiswa untuk melaksanakan program International Community Services (ICS) atau Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional di Davao dengan subjek utama PIDs tersebut. Akhir pekan lalu, Kelompok KKN Internasional tersebut resmi dilepas oleh Rektor UMY, Gunawan Budiyanto, di lobi Rektorat gedung AR Fachruddin A.

Ia menyatakan program ini mendapatkan apresiasi sangat baik dari berbagai pihak. "Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Pemerintah Filipina, maupun perguruan tinggi lainnya menyampaikan bahwa ini merupakan langkah yang patut untuk diapresiasi. Sebab KKN Internasional dengan model seperti ini baru pertama kalinya dilakukan oleh perguruan tinggi di Indonesia. ICS ini juga merupakan suatu langkah soft diplomacy yang cukup progresif di saat kebanyakan tokoh di Indonesia hanya bicara bagaimana menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) tanpa melakukan action yang signifikan," kata Gunawan.

ICS sendiri merupakan inovasi dan kreativitas yang dirintis oleh program studi Hubungan Internasional (HI) UMY. Program ini dirintis sejak 2016 dengan melaksanakan ICS ke Davao, kemudian pada 2017 ke Tawau, Sabah Malaysia, dan 2018 ini ke Davao lagi.