Senin 03 Sep 2018 14:27 WIB

Gelaran Wisuda Universitas Widya Mataram Sarat Nila Budaya

Wisuda dibuka pasukan Bregodo dan tari-tari khas Yogyakarta.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Prosesi wisuda sarjana ke-53 Universitas Widya Mataram di Grand Quality Hotel.
Foto: Wahyu Suryana.
Prosesi wisuda sarjana ke-53 Universitas Widya Mataram di Grand Quality Hotel.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Widya Mataram Yogyakarta menggelar wisuda sarjana ke-53. Wisuda diikuti 105 mahasiswa yang terdiri dari 35 Fakultas Ekonomi, 43 Fakultas Hukum, 21 Fisip, lima Fakultas Teknik, dan satu Fakultas Teknologi Pertanian.

Ciri khas Universitas Widya Mataram yang kental nilai-nilai budayanya, wisuda dibuka pasukan Bregodo dan tari-tari khas Yogyakarta. Setelah itu, satu demi satu wisudawan dan wisudawati maju ke depan untuk diwisuda.

Wisuda kali ini memang diselingi berita duka. Salah satu wisudawan Fakultas Hukum, Ibrohim, tidak dapat mengikuti prosesi wisuda karena meninggal dunia pada 24 Agustus 2018 lalu.

Begitu nama Ibrohim disebutkan, tepuk tangan mengiringi perwakilan keluarga Ibrohim yang maju untuk mewakilinya. Penghormatan khusus diberikan segenap keluarga besar Universitas Widya Mataram kepada almarhum.

Mewakili wisudawan, Rafii Bufon dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik maju memberikan sambutan. Mengutip Nelson Mandela, ia mengingatkan pentingnya pendidikan yang merupakan senjata ampuh menaklukkan dunia.

Tidak lupa, ia mengucapkan terima kasih kepada segenap sivitas Widya Mataram, dan orang tua yang senantiasa mendukung wisudawan dan wisudawati. Ia turut berpesan agar usai wisuda, wisudawan dan wisudawati terus berprestasi.

"Tanggung jawab besar ada di pundak kita untuk membawa nama baik almamater ke pentas dunia," kata Raffi di Grand Quality Hotel, Sabtu (1/9).

Setelah itu, giliran Rektor Universitas Widya Mataram, Prof Edy Suandi Hamid, memberikan sambutan. Ia mengungkapkan, wisuda kali ini memang berbeda lantaran tidak digelar di Pendopo Agung Universitas Widya Mataram.

Hal itu dikarenakan pendopo berusia 200 tahun lebih itu sedang mengalami satu perbaikan. Namun, ia menekankan, itu merupakan langkah maju yang memang tengah dilakukan Universitas Widya Mataram.

Dalam waktu dekat, Universitas Widya Mataram malah akan membuka kelas kuliah di Jogja City Mall, dan memulai pembangunan gedung baru di Wates. Untuk itu, ia meminta doa agar semua rencana itu segera terlaksana.

Edy turut memberikan apresiasi kepada dua wisudawan yang tdak bisa mengikuti prosesi. Satu wisudawan asal Bangka Belitung meninggal dunia, dan satu wisudawan asal Lombok tengah tertimpa musibah gempa.

Apresiasi turut diberikan kepada salah satu wisudawan yang berusia 49 tahun. Ia menekankan, itu menjadi contoh kalau usia memang bukan penghalang bagi seseorang menambah pengetahuan.

"Kepada semua wisudawan dan wisudawati, mari berpikir out of the box, jangan berhenti belajar untuk mengikuti pendidikan formal, nonformal maupun informal," ujar Edy.

Pada kesempatan itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) DIY, Bambang Supriyadi, mengucapkan terima kasih kepada Universitas Widya Mataram. Terutama, atas tambahan 105 sumber daya manusia berkualitas untuk Indonesia.

Ia menerangkan, saat ini, Indonesia memiliki 4.578  perguruan tinggi. Oleh Kemen Ristek Dikti, mereka terbagi menjadi 14 wilayah-wilayah. Di DIY sendiri, terdapat 105 perguruan tinggi yang aktif.

Bambang berpesan, kepada wisudawan dan wisudawat baik yang menerima cumlaude atau yang biasa-biasa saja, jika langkah mereka baru dimulai. Artinya, masih ada jalan-jalan berliku yang harus dilalui.

Untuk itu, ia menekankan, terutama kepada wisudawan dan wisudawati yang tidak cumlaude agar tidak berkecil hati. Sebab, kelulusan mereka merupakan langkah awal dari luasnya persaingan dunia ke depan.

"Siapa saja dengan gelar sarjana sama, dari kampus mana saja sama, yang membedakan apakah akan berperan bagi negara, itu tergantung saudara-saudara sekalian," ujar Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement